PWMU.CO – Jika Muhammadiyah dan NU sudah bersatu, maka sebagian urusan bangsa ini akan selesai. Begitu kata Ir Tamhid Masyhudi, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.
Tamhid menyampaikannya dalam Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah (LP2M) PWM Jatim. Acara tersebut berlangsung di Aula Mas Mansyur lantai 3 Kantor PWM Jatim, Jalan Kertomenanggal IV No. 1, Dukuh Menanggal, Kec. Gayungan, Surabaya, Sabtu (21/10/2023).
Rapat koordinasi ini dihadiri 114 peserta dari LP2M PDM dan PWM Jawa Timur. Hadir juga Ketua PWM Jatim Dr dr Sukadiono MM, Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr H Maskuri Med, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Dr Syamsudin MA, serta Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah PWM Jatim Pradana Boy ZTF.
Dalam sambutannya, Tamhid menyampaikan pentingnya konvergensi antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) untuk memajukan pendidikan dan dakwah di Indonesia. Ia juga menyoroti peran pesantren dalam mengembangkan basis pendidikan dan budaya di daerah-daerah.
“Pilihan sekarang ini pondok pesantren itu, menurut saya, pilihan yang sangat tepat bagi kita semua. Jadi, pondok pesantren di berbagai tempat kita, apakah bentuknya boarding school atau sekolah yang ada pesantrennya, atau pesantren yang memang ada sekolahnya, itu adalah sesuatu pilihan yang memang menurut saya harus diperkuat, terus ditumbuhkan, dimatangkan lagi,” ujarnya.
Tamhid menyebut, pesantren yang menawarkan pendidikan agama dan umum, pilihan yang sangat tepat bagi Muhammadiyah. Terutama di daerah-daerah di mana sekolah-sekolah swasta dan umum mengalami penurunan jumlah siswa.
Ia menekankan perlunya mengembangkan pesantren dengan kurikulum dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan daerah masing-masing. “Tinggal bagaimana kita memantapkan kurikulum, metode pembelajaran, dan mengembangkan sesuai dengan bentuk dan kemampuan di daerah kita masing-masing,” ucapnya.
Konvergensi Muhammadiyah NU
Kemudian, Tamhid menyoroti pentingnya memperkuat konvergensi antara Muhammadiyah dan NU. Konvergensi ini dianggap memiliki potensi besar untuk mengatasi berbagai tantangan di masa depan.
“Jika Muhammadiyah dan NU di Indonesia sudah bersatu, maka sebagian urusan bangsa ini akan selesai. Benar gak ya? Nah, oleh karena itu saya kira penting pada hari ini perkuatlah, ya, konvergensi kita itu!“ tegasnya.
Rapat ini diharapkan akan menjadi dasar bagi upaya bersama dalam memajukan pendidikan dan dakwah di wilayah Jawa Timur, dengan pesantren sebagai salah satu pilar penting dalam perubahan positif di daerah-daerah tersebut.
“Pesantren yang kuat akan mampu melahirkan ilmuwan, fukaha, dan filosof yang dapat memberikan kontribusi penting dalam dakwah dan pembangunan di daerah-daerah terpencil, terdepan, terluar (3T),” ungkap Tamhid.
Rapat ini juga menjadi momentum penting untuk merumuskan langkah-langkah strategis dalam pengembangan pesantren di Jawa Timur. Gubernur Jawa Timur Dr (HC) Dra Khofifah Indar Parawansa MSi memberikan penghargaan kepada PWM Jawa Timur dan meminta kontribusi Muhammadiyah dalam peringatan Hari Santri Nasional.
“Secara khusus PWM Jawa Timur diminta oleh gubernur agar menyiapkan para santriwati dan santriwannya ini untuk ikut serta mengisi berbagai acara yang dilakukan dalam rangka untuk peringatan hari pesantren itu.
Menurut saya ini sudah penghargaan Gubernur Jawa Timur, memandang Muhammadiyah sekarang ini sudah layak dan bisa dipercaya untuk bisa mengembangkan dunia kepesantrenan,” tuturnya.
Dalam penutupan sambutannya, Tamhid mendorong para peserta rapat untuk mengambil langkah konkret dalam mengembangkan pesantren sebagai basis pendidikan dan budaya yang kuat di Jawa Timur.
“Mari hari ini kita sekalian melakukan pembahasan secara matang terkait dengan dunia kepesantrenan ini dan mudah-mudahan dengan kekuatan itu kita sekalian bisa merumuskan dan hasilnya akan kita pergunakan untuk lima tahun ke depan,” tandasnya. (*)
Penulis Muchammad Jiddan Azhar Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni