PWMU.CO – Dua kultur baru di rapat Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kabupaten Gresik. Pertama, murajaah. Kedua, kultum tentang Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) atau Adabul Mar’ah.
Fakta ini diungkap Ketua PDNA Gresik Fatma Hajar Islamiyah MPd usai rapat rutin tiga bulanan di Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik, Jumat (20/10/2023). Kultur itu sejalan dengan program Departemen Dakwah. Rahmi Maulidiyah SSy MAg–sang Ketua Departemen–mengungkap, “Pengajian rutin bulanan dimulai hari ini.”
Di awal rapat, Rahmi memimpin peserta murajaah surat an-Naba. Murajaah perdana mereka dimulai dari juz 30. Setelahnya, Anggota Departemen Dakwah PDNA Gresik Ain Nurwindasari SThI MIRKH menyampaikan PHIWM.
“Kita akan mengkaji PHIWM dalam kehidupan pribadi. PHIWM itu seperangkat norma untuk dijadikan pedoman hidup sehari-hari,” ujar ibu dua anak itu.
Ain bertanya retorik, “Kenapa nggak langsung berpedoman ke al-Quran dan as-Sunnah saja?” Dia lantas menerangkan, “PHIWM juga mengambil dari al-Quran dan as-Sunnah yang disusun secara sistematis.”
Anggota Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) PP Muhammadiyah ini lantas menerangkan bagaimana menjadi seorang warga Muhammadiyah yang berkarakter. Sesekali dia mengeraskan suaranya ketika suaranya beradu dengan beberapa anak yang diajak.
Pribadi Warga Muhammadiyah
Pertama, bagaimana berakidah. “Setiap warga Muhammadiyah harus punya prinsip hidup iman dan kesadaran iman berupa tauhid kepada Allah yang benar, ikhlas, dan penuh ketundukan sehingga terpancar sebagai ibad arrahman yang menjalani kehidupan dengan benar-benar menjadi mukmin, muslim, muttaqin, dan muhsin yang paripurna,” ujarnya.
Ain lantas menukil al-Furqon ayat 63.
وَعِبَادُ الرَّحۡمٰنِ الَّذِيۡنَ يَمۡشُوۡنَ عَلَى الۡاَرۡضِ هَوۡنًا وَّاِذَا خَاطَبَهُمُ الۡجٰهِلُوۡنَ قَالُوۡا سَلٰمًا
Artinya, “Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan salam.”
Dari ayat itu, Ain menerangkan, “Di antara ciri hamba Allah karakternya apabila unggah-ungguh ketika berjalan di muka bumi itu penuh kerendahan hati, tidak angkuh. Kalau kita angkuh, tidak suka menyapa orang, maka tidak termasuk ibadurrahman.”
Jadi apabila bertemu orang yang tidak berilmu, yang mengatakan sesuatu tidak mengenakkan, Ain mengimbau agar membalas dengan perkataan lebih baik, mendoakan, atau memilih diam.
Kemudian, mengajak 15 kader Nasyiah yang hadir itu untuk menjalankan kehidupan sebagai mukmin (beriman), muslim (menyerahkan diri ke Allah), muttaqin (bertakwa), dan muhsin (berbuat baik).
Salah satunya caranya, Kata Ain, ketika orang lain berbuat buruk, justru kita membalasnya dengan kebaikan. “Levelnya kita tidak sama dengan orang yang berbuat buruk ke kita!” tegasnya.
Usai mendengar kultum, mereka memulai rapat. Fatma mengingatkan, itu merupakan rapat perdana mereka usai dilantik pada Ahad (1/10/2023). “Sekarang 20 hari setelah pengukuhan,” ujarnya.
Fatma mengapresiasi program kerja yang telah berjalan dari masing-masing departemen. Dia lantas memberi kesempatan masing-masing departemen memaparkan program kerja terdekat (tiga bulan ke depan). (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post