Prioritas Pesantren Muhammadiyah Terungkap

Wakil Ketua PWM Jatim Dr H Syamsudin MAg (kanan) menyampaikan materi kedua pada Rakorwil LPP PWM Jatim. (Fatma Melani Putri/PWMU.CO)

PWMU.CO – Prioritas Pesantren Muhammadiyah diungkap Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr H Syamsudin MAg.

Dalam Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Lembaga Pengembangan Pesantren (LPP) PWM Jatim, kata Syamsudin, semua bidang yang berkaitan dengan sosial masyarakat harus menjadi prioritas pesantren, Sabtu (21/10/2023).

Syamsudin awalnya menjelaskan, pesantren modern ialah pesantren yang di dalamnya mengadopsi sistem pendidikan modern. “Dengan materi yang dipelajari merupakan kombinasi antara ilmu agama dan ilmu umum,” terangnya di hadapan 114 peserta.

Selain itu, sambungnya, juga menekankan pada kemampuan hafalan Quran atau tahfidh. “Kemudian menggunakan bahasa asing yang mencakup bahasa Inggris dan bahasa Arab baik secara tulis atau lisan,” imbuhnya di Aula Mas Mansyur PWM Jatim.

Demi menunjang keberhasilan bidang sosial masyarakat, menurutnya, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang tidak hanya baik dalam bidang keagamaan, namun juga pada bidang manajemen kelembagaan. “Hal ini dilakukan dalam rangka peningkatan eksistensi pada peranan sosial masyarakat,” ungkapnya.

Selain SDM, pesantren Muhammadiyah juga perlu memperhatikan aspek sarana dan prasarana sebagai penunjang keseharian santri. Dia menilai, keadaan sarana dan prasarana sangat berpengaruh pada jumlah santri.

“Salama ini pola hidup santri yang bersih dan sehat didorong oleh penataan penyediaan sarana dan prasarana yang layak dan memadai. Jika setidaknya ada 500 santri saja maka sudah lancar pengelolaannya dan bisa saving,” ujar Syamsuddin.

Dengan semakin banyaknya tantangan di era modern, Syamsudin mengimbau, pesantren jangan hanya berkonsentrasi pada peningkatan wawasan dan pengalaman keagamaan saja. “Namun juga harus ditunjang oleh kemampuan yang bersifat soft skill dan hard skill!” tuturnya.

Terakhir, Syamsudin menegaskan, pesantren harus terus dikembangkan agar terjaga relevansi dan urgensinya. “Penguatan itu tidak hanya menyangkut institusionalnya semata tetapi juga agar para pengelola, pengasuh, guru, dan semua pihak yang berkecimpung dapat mengalami proses pengembangan ke arah yang lebih baik,” ungkapnya.

Sebab, kata Syamsudin, tantangan ke depan semakin tidak sederhana seiring ekspektasi publik sangat besar. (*)

Penulis Bocca Della Verita Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version