PWMU.CO – Tata kelola Persyarikatan, perhatikan tiga hal yang disampaikan Drs Itqon Marsudi MA, Wakil Ketua PCM Sidoarjo pada Musyran PRM-PRA Sidokare.
Musyawarah Ranting (Musyran) ke-6 Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Sidokare dan Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Sidokare, “Membumikan Islam Berkemajuan, Memajukan Sidokare”, di kompleks Masjid Baiturrahim Sidokare, Jl KH Mukmin 73B RT 7, RW 7 Sifokare, Sidoarjo, Ahad, (22/10/23).
Ir Haryanti Estuningdyah, Ketua PCA Sidoarjo Periode 2022-2027 menjelaskan bahwa pergantian pimpinan merupakah hal yang biasa. “Pergantian pimpinan suatu hal yang biasa, dan harus terjadi dalam sebuah organisasi, agar memunculkan kader-kader baru yang lebih baik. Musyran harus sesuai aturan, tetapi harus fleksibel dalam penerapannya, harus saling mengingatkan. Selamat bermusyran, semoga mendapatkan pimpinan yang amanah,” jelasnya.
Lebih lanjut Drs Itqon Marsudi MA, Wakil Ketua PCM Sidoarjo Periode 2022-2027 menyampaikan kesannya terkait Musyran PRM dan PRA Sidokare ini. Menurutnya, ada sebuah kebahagiaan bisa melihat proses organisasi yang luar biasa, kita harus mengapresiasi kesungguhan panitia menyelenggrakan musyran ini.
Tata Kelola Persyarikatan
Ketua PCM Sidoarjo periode sebelumnya, itu menjelaskan arti berkemajuan, “Berkemajuan merupakan sebuah tuntutan, berkemajuan merupakan sebuah pembaharuan, pada konteks ini tata kelola di persyarikatan ada tiga hal yang perlu dikembangkan, yaitu akuntabilitas, integritas, dan transparansi,” jelasnya.
Pertama, akuntabilitas artinya semua aktivitas akan dipertanggungjawabkan, bagian dari manajemen modern, sebuah organisasi modern ada sebuah laporan pertanggungjawaban (LPJ). LPJ ada, berarti bukti telah melakukan program-programnya.
“Kedua, integritas, artinya dalam tata kelola organisasi harus mempunyai konsekuensi logis antara ucapan dan perbuatan, bukan sekadar bicara doang tanpa ada kerja nyata, setiap kegiatan harus dilaksanakan secara maksimal,” paparnya.
Tata kelola manajemen modern ketiga yaitu transparansi, pertanggungjawaban secara terukur, sumbangan dari donatur harus ada laporannya, hitam putih ada secara terbuka dan benar, maka hal tersebut akan meningkatkan kepercayaan donatur.
Itqon memberikan motivasinya agar supaya sukses gunakan paradigma tepo seliro, “Agar supaya sukses, gunakan paradigma tepo seliro, yang artinya tenggang rasa, tidak boleh memaksakan diri. Selain itu harus berkolaborasi, artinya harus bekerja sama. Perlu diingat, Muhammadiyah maju bukan kinerja sendiri-sendiri, tetapi kinerja bersama,” motivasinya.
Selain itu, Itqon mengingatkan komunikasi harus dua arah, pimpinan tidak boleh seenaknya sendiri, Itqon mengungpkan rasa bangganya proses regenerasi kepemimpinan di PRM dan PCA Sidokare tetap berjalan. (*)
Penulis Mahyuddin. Editor Darul Setiawan.