PWMU.CO – SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (SMAMDA) kedatangan tamu istimewa. Sebanyak 12 siswa-siswi Sister School di Lorne P-12 College Victoria, Australia beserta dengan dua guru pendamping mengunjungi sekolah di Jalan Pucang Anom No 91 Kertajaya, Gubeng, Kota Surabaya.
Rombongan yang terdiri dari Beau Russell Graham, Liam Sayers, Kaye Pulido, Emily Ross, Lola McPhee , Harvey Atwell, Louis Coates, Luka Lesosky- Hay, Fraser Balderas, Milly Bumpstead-Smith, Tasmyn Fulton serta gurunya Kylee Millar dan Simon ini pun berkesempatan untuk belajar tentang budaya Indonesia dengan tinggal di rumah siswa-siswi SMAMDA sebagai host family. Sedangkan, untuk guru pendamping bermalam di Novotel.
”Siswa-siswi kami sudah menantikan kegiatan ini. Mereka sangat antusias dan senang dengan program ini,” ujar Kylee Millar, guru pendamping yang mengajar bahasa Indonesia.
Selama 4 hari, dari tanggal 15-19 Juni 2017 lalu, siswa-siswi Sister School Lorne berkesempatan belajar banyak hal. Salah satunya belajar tata cara merawat jenazah secara Islam.
Salah satu siswi Sister School Lorne Emily mengungkapkan awalnya dirinyaa dan teman-temannya agak sedikit takut, karena mengira akan merawat jenazah betulan. Setelah dijelaskan bahwa akan diperankan oleh model, dirinya sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Bahkan, beberapa di antaranya ada yang merekam prosesi pengkafanan jenazah.
”Ini adalah trip yang menarik karena dirinya bisa belajar secara langsung bagaimana cara merawat jenazah secara Islam, ” tutur Emily.
Setelah merawat jenazah, Emily dkk. Diajak untuk membatik di atas kain kaos. Dengan arahan Rahmat, siswa-siswi Sister School Lorne sangat antusias belajar membatik dengan motif atau gambar kanguru, ikan suro dan buaya yang melambangkan persahabatan SMAMDA dan Sister School Lorne P-12 College. ”Kaos hasil membatik kami bawa pulang sebagai souvenir,” kata Emily.
(Baca juga: Inilah 4+3 Pesan Ketua Majelis Dikdasmen PWM Jatim untuk SMAMDA Surabaya dalam Pelantikan Wakasek Baru)
Tak hanya itu saja, siswa-siswi Sister School Lorne juga diajak untuk mengunjungi Masjid Agung Al-Akbar, Sanggar Agung dan berjalan-jalan ke Jatim Park 2, serta menonton atraksi Pencak Silat Merpati Putih di auditorium Kampus C Universitas Airlangga.
”Kami harus banyak belajar mengenai seni dan budaya Indonesia. Karena Pemerintah Australia menghimbau untuk menggalakkan Program Asian Literacy yang bertujuan untuk mempelajari lebih dalam lagi mengenai seni budaya Indonesia, khususnya surabaya,” terang Emily.
Agung Prasetyo, Ketua Pelaksana Student Exchange ini mengungkapkan bahwa hal yang paling menantang bagi host brother atau host sister adalah siswa-siswi SMAMDA harus tetap berpuasa, meskipun harus menemani partner mengikuti seluruh rangkaian acara. ”Alhamdulillah. Siswa-siswi SMAMDA sudah siap akan hal ini. Karena memang sudah diagendakan sejak 2 bulan yang lalu,” paparnya.
(Baca juga: SMAMDA Surabaya Rebut 5 Piala dalam English Festival 2017 UMSurabaya)
Kunjungan siswa-siswi Sister School dari Lorne ini merupakan bagian dari kerjasama antara SMAMDA dengan sekolah-sekolah di Australia. Program School Partnerships ini sendiri merupakan program Building Relationships Through Intercultural Dialogue and Growing Engagement (BRIDGE) yang diawali pada tahun 2008.
Sejak penandatanganan MoU dengan sekolah partner, kerjasama dan kekeluargaan semakin erat dan kuat. Tak salah jika tema penerimaan tamu dari Australia yang diusung kali ini adalah together we are stronger.
”Smamda selalu berusaha untuk memberikan pengalaman dan life skill terbaik untuk siswa-siswinya. SMA Rujukan Nasional sejak tahun 2016 ini akan terus berupaya memperluas jaringan kerjasama dengan sekolah-sekolah di luar negeri. Sehingga siswa-siswi Smamda mempunyai wawasan lebih tentang dunia internasional,” tandasnya.(tori/aan)