PWMU.CO – Seru! Pelatihan Tote Bag Ecoprint Teknik Steam diadakan Lembaga Budaya, Seni, dan Olahraga (LBSO) Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Probolinggo di Gedung Nyai Walida (GNW), Ahad (22/10/2023).
Pelatihan ini berlangsung pukul 08.00-13.00 WIB. Sebanyak 54 peserta mengikutinya. Mereka perwakilan amal usaha Aisyiyah (AUA) dan Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) seKota Probolinggo.
Rinciannya, 4 orang dari TK Aisyiyah I, 3 orang dari TK Aisyiyah II, 2 orang dari TK Aisyiyah III, 3 orang dari TK Aisyiyah IV, 6 orang dari TK Aisyiyah V, 3 orang dari TK Aisyiyah IV, 4 orang dari PAUD Aisyiyah Mentari, 2 orang dari TK Aisyiyah VIII, dan 2 orang dari Kelompok Bermain Qurani Aisyiyah 1.
Selain itu, 2 orang dari Kelompok Bermain Qurani Aisyiyah 2, 2 orang dari Kelompok Bermain Qurani Aisyiyah 2, 2 orang dari Kelompok Bermain Aisyiyah IV, 2 orang dari TPA Aisyiyah, 4 orang dari PCA Mayangan, 6 orang dari PCA Kedopok, 1 orang dari PCA Kademangan, 2 orang dari PCA Wonoasih dan 6 orang dari PCA Kanigaran.
Koordinator LBSO PDA Kota Probolinggo Lilik Sundari SPd mengatakan, pelatihan ini bertujuan membentuk gaya hidup ramah lingkungan bagi masyakarat. Khususnya di lingkungan PCA dan AUA. “Kegiatan ini juga memberikan keterampilan, pengetahuan ilmu tentang ecoprint, dan bekal alternatif wirausaha untuk anggota Aisyiyah,” ujarnya.
Desy Susiana Eka Suryani dari Uplod DIY (Do It Yourself) Kota Probolinggo menjadi narasumber tunggal. Dia menyampaikan perbedaan batik dan ecoprint. “Ecoprint merupakan teknik memberi pola pada bahan atau kain dengan menggunakan bahan alami dari daun atau bunga,” ujarnya.
“Dalam membuat ecoprint kali ini kita akan menggunakan teknik steam (dikukus) bukan menggunakan teknik pounding (dipukul) yang biasanya digunakan oleh anak-anak TK,” jelas Desy.
Dia mengatakan, praktik ini menggunakan bahan tawas dalam pewarnaannya. “Pewarnaan yang bisa digunakan dalam pembuatan ecoprint ini untuk yang tas berwarna putih menggunakan tawas. Yang berwarna kuning menggunakan pewarna dari tanjung dan merah dari secang,” ungkapnya.
Ecoprint Teknik Steam
Pada awal pelatihan ecoprint, para peserta dibagikan peralatan berupa tas, daun jati, plastik, tali rafia, dan juga tawas. Desy, menyampaikan 10 peserta bergantian ke luar ruangan untuk membasahi tas dengan rendaman air tawas. “Setelah dimasukkan dalam rendaman air tawas, jangan lupa tas diperas sampai kering, ya!” katanya.
Usai semua peserta membasahi tas dengan air tawas, mereka mulai meletakkan daun jati yang sudah dibagikan sesuai kreasi masing-masing ke dalam tas. Dengan penuh semangat, peserta menekan dengan tangan, menginjak dengan kaki, bahkan ada juga yang semangat memukul-mukul daun jati agar keluar warna dari serat tulang daunnya.
Pemilik Studio RedLurik ini sampai mengatakan, “Jangan dipukul-pukul terlalu keras, nanti tulang daun jati malah akan pecah. Dan ecoprint ini bukan teknik pounding jadi tidak perlu dipukul nanti waktu dikukus warna daunnya akan keluar sendiri.”
Setelah itu, proses berlanjut dengan menggulung tas–yang sudah ada daun jati di dalamnya–dengan plastik yang tersedia. Tas digulung menjadi seperti lontong dan diberi tali rafia agar tidak lepas.
Proses paling lama ialah mengkukus dalam waktu 2 jam agar warna daun jati keluar. “Masyaallah cantik sekali hasilnya ada yang berwana merah marun dan pink,” ujar Amalia Nofrianti Budiarjo SPd, salah satu peserta pelatihan.
Kesan mengikuti pelatihan disampaikan Dwi Febria Wulandari SPd dari TK Aisyiyah I. “Saya sangat berterima kasih sudah diberi kesempatan untuk mengikuti Pelatihan Tote Bag Ecoprint dengan teknik steam. Ini merupakan pengalaman pertama bagi saya mengikuti pelatihan seperti ini. Bagi saya, pelatihan ini memberikan pengetahuan baru dan sangat seru,” ujarnya. (*)
Penulis Aryzana Maharanny Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni