Aktivitas Harian
Amin juga menyatakan, anak-anak yang diasuh di LKSA ini tidak hanya sekedar menuntut ilmu formal tetapi ada kegiatan lain. Seperti kelas madin (madrasah diniah), ekstrakurikuler Tapak Suci, olahraga, keterampilan, dan masih banyak lagi. Adapun yang berhubungan dengan pendidikan formal, panti menyiapkan di antaranya MIM 20, MTS M 02, dan MAM 01.
“Mulai dari anak-anak dibangunkan sebelum subuh untuk dibiasakan melaksanakan shalat malam. Setelah shalat malam ada yang mengaji, dzikir, ada juga yang tidur lagi,” ucap Yasmin, salah satu anak di Panti Asuhan Karangsem.
Yasmin melanjutkan, setelah Shalat Subuh, setiap Sabtu-Senin dan Rabu-Kamis ada kegiatan halaqah pagi menghafal al-Quran. Setiap Selasa ada Diniah pagi, lalu pada hari Jumat mengaji al-Kahfi. Sebelum halaqah, biasanya ada yang mengisi kultum dari anak panti tingkat SLTA. Setelah halaqah pagi, mereka melaksanakan tugas piket dan persiapan sarapan lalu berangkat ke sekolah diantar mobil Pick Up.
Sepulang dari sekolah, anak panti harus langsung pulang ke asrama. Sepulang sekolah, mereka mempersiapkan makan siang, lalu anak-anak memiliki quality time sampai adzan Ashar. Terkadang ada yang bersih-bersih, mencuci baju, menyetrika, main, dan lain sebagainya.
Setelah jamaah shalat Ashar, anak-anak piket sore dan persiapan ekstrakurikuler sesuai jadwal dan hari. Setelah itu, pada pukul 17.00 WIB, anak-anak persiapan ke masjid untuk halaqah sore dan menunggu adzanMaghrib. Setelah shalat maghrib berjamaah di masjid bersambung dengan belajar diniah sampai Isya, lalu jamaah Isya bersama.
Setelah shalat Isya, anak asuh makan malam di ruang makan. Kemudian mereka belajar untuk sekolah esoknya di ruang belajar sampai pukul 21.00 WIB. Setelahnya, mereka kembali ke kamar masing-masing untuk bersih diri, berwudhu lalu istirahat, karena esok harinya akan menjalani aktivitas rutin dari jam 03:00 WIB dini hari.
Sedangkan pada hari Jumat, kegiatannya bersih-bersih dan kunjungan setiap dua pekan sekali pada Ahad kedua dan keempat. Jadi, di anti Asuhan ini, anak asuh dilatih atau dibiasakan untuk menunaikan ibadah sunah seperti shalat malam, puasa Senin-Kamis, shalat sunah rawatib, dan lainnya.
Santri Jadi Pengasuh
Nur Jannah Amd Kep, pada Jumat (22/09/2023), menceritakan saat awal masuk di Panti Asuhan Karangasem. Dia masuk di panti pada saat kelas VII MTs. Tiga tahun pertama di panti sering sakit, merasa minder, sering pingsan di sekolah, hingga keluar masuk rumah sakit. Ketika memasuki tingkat SLTA, ia bangkit kembali untuk mengejar mimpi dan sering aktif di berbagai organisasi seperti kepanduan dan IPM di sekolah.
Selama tiga tahun terakhir, Nur Jannah giat-giatnya belajar mengelola pikiran untuk mencapai kemajuan. Akhirnya, dia bisa mencapai prestasi 3 besar di sekolahnya. Setelah lulus dari panti, dia bisa melanjutkan ke perguruan tinggi Poltekea Kertacendikia Sidoarjo. Kurang lebih selama 3 tahun belajar di Poltekes dan mengambil jurusan keperawatan. Selama kuliah juga aktif organisasi seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
Menurutnya, banyak sekali perubahan yang terjadi di Panti Asuhan ini. Dimulai dari masanya masih menjadi santri dulu hingga kini menjadi pengasuh. Banyak yang berubah mulai dari fasilitas yang kini sudah semakin lengkap dan memadai. Pendidikannya juga jauh lebih baik dibandingkan dulu, serta kebutuhan santri terpenuhi.
Kondisi dulu sangat jauh berbeda dengan kondisi sekarang. Dulu bangunannya masih belum tertata rapi. Kemudian masak juga masih pakai kayu, sekarang sudah ada beberapa kompor gas di dapur. Dulu berangkat sekolah masih jalan kaki, sekarang sudah ada mobil yang mengantarkan. Uang saku dulu setiap sepekan Rp 7 ribu, sekarang sudah banyak kemajuan.
Sebagai alumnsu panti asuhan yang melihat kondisi panti saat ini, Nur Jannah menyatakan turut senang dan bahagia. “Serta sangat bersyukur! Saya senang bisa menjadi bagian dari LKSA Yatim Muhammadiyah Karangasem sebagai wujud pengabdian setelah enam tahun saya dididik dan dibiayai,” ujarnya.
Dia berharap, “Semoga panti ini semakin maju dan berkah. Para pengurus diberi kesehatan dan perlindungan-Nya selalu agar tetap dapat mengembangkan panti asuhan ini menuju yang lebih maju lagi. Semoga semakin banyak pula para dermawan yang terketuk hatinya untuk mengulurkan tangan membantu panti dalam menjalankan amanah umat.”
Serta untuk para santri, dia mendoakan, “Anak-anakku yang tercinta. Semoga kalian menjadi anak yang saleh-salehah, berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. Dan meskipun nanti kalian sudah lulus dari sini, tetap ingatlah dan jangan lupakan panti asuhan ini sebagai wujud terima kasih. Dan saya doakan agar kalian menjadi orang sukses semua, menjadi orang hebat yang kemudian mampu menyalurkan sedikit rezekinya untuk panti asuhan.” (*)
Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni