PWMU.CO – Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Prof Malik Fadjar MSc dalam tausiahnya menegaskan bahwa umat Islam yang beriman wajib bersyukur atas nikmat kesempatan melalui bulan suci Ramadhan. Oleh karena itu, rasa syukur harus selalu ditingkatkan agar bisa memainkan peranan ketaqwaan, keimanan, dan kemanusiaan.
Lebih-lebih, kata Malik bulan Syawal diibaratkan sebagai bulan untuk menjalin silaturrahim. Yang dengan silaturrahim, maka rezeki akan banyak mengalir dalam kehidupan.
”Syukur perlu dijadikan sebagai kekuatan untuk memandang masa depan, berpikir optimis dan jernih dalam menjalani kehidupan. Usia manusia boleh menua, tapi pikiran dan pandangan harus tetap segar dalam memandang masa depan,” ujarnya pada gelaran Halal bi Halal UMM, Senin (3/7).
(Baca: Ini 3 Hikmah Selalu Jaga Silaturrahim dan Ketika Warga Muhammadiyah Penanggungan Jamu Warga Nahdliyin)
UMM harus terus didukung rasa syukur oleh segenap penghuninya, pandangan yang jernih, persahabatan yang ikhlas, dan semangat memberi makna yang besar untuk generasi penerus. Generasi penerus itu dapat dimaknai sebagai anak didik di lingkungan kampus, atau anak-anak kita dalam keluarga.
Merujuk pada perintah berpuasa yang terdapat pada Quran Surat Al-Baqarah ayat 183, Malik menegaskan tujuan berpuasa ialah menjadikan manusia sebagai makhluk yang bertaqwa. Malik menjelaskan bahwa taqwa adalah nilai mulia yang bersarang di hati.
”Setelah sebulan berpuasa, mestinya manusia mempunyai satu kekuatan yang dalam ilmu jiwa dikenal dengan istilah inner beauty. Dalam Islam, inner beauty dikenal sebagai hanif. Jadi taqwa itu hanif, menebar kebajikan memihak kebenaran, dan selalu ingin berbuat yang terbaik,” tuturnya.
(Baca juga: Shalat Idul Fitri ke 5 Ranting Penanggungan Padati Lapangan Brawijaya
Malik mengajak segenap keluarga besar UMM untuk menyambut mahasiswa baru dengan kekuatan hati yang peduli dan melayani. Sehingga memunculkan inner beauty yang dimiliki.
Di kesempatan sama itu, Rektor UMM Fauzan menyatakan dalam Islam, setelah iman ialah kemanusiaan. Oleh karenanya, UMM tak boleh lelah mengembangkan nilai keimanan dan kemanusiaan. ”Qori’ yang membaca ayat suci al-Qur’an dalam pembukaan tadi ialah petugas kebersihan di UMM. Ini salah satu cara UMM mengembangkan nilai kemanusiaan,” ungkap Fauzan.
(Baca juga: Uniknya Open House Ketua PD Muhammadiyah Surabaya: Digelar di Lamongan dengan Menu Legen dan 100 Ekor Rajungan)
Hidup di tengah dinamika masyarakat berbangsa dan bernegara, UMM terus bahu–membahu memberikan yang terbaik. ”Akhirnya, halal bihalal ini menjadi momen untuk menjernihkan kembali lahir dan batin antar keluarga besar UMM dan menjadikan hari esok sebagai harapan bagi generasi baru,” paparnya.
Halal bihalal keluarga besar UMM digelar setelah libur Hari Raya Idul Fitri, di UMM Dome. Kegiatan ini dihadiri seluruh jajaran rektorat, dekanat, dosen, dan karyawan beserta keluarganya. Selain untuk silaturrahim, halal bihalal ini juga menjadi momen meningkatkan syukur dan siap memulai kembali aktivitas di kampus putih.(hum/aan)