PWMU.CO – Doa untuk Palestina dipanjatkan 404 santri Ponpes al-Fattah Buduran Sidoarjo di acara penggalangan dana bertempat di masjid pondok.
Terkumpul dana Rp 26 juta. Sumbangan itu disalurkan kepada Lazismu Sidoarjo, Senin (23/10/2023).
Para santri tergerak menyisihkan uang saku dan mengadakan doa untuk Palestina. Di acara ini juga ditayangkan video tayangan kondisi terkini di Gaza.
Mereka menyaksikan banyak bangunan yang hancur dan anak-anak yang terluka paska pengeboman.Warga dan anak-anak hidup di pengungsian, tidak bisa sekolah.
Ana Safa Altahunnisa, santri kelas 9 dengan mata berkaca-kaca mengungkapkan rasa prihatin setelah menyaksikan tayangan kondisi di Gaza.
”Saya sedih ikut merasakan bagaimana saudara-saudara seusia saya yang harusnya menikmati masa sekolah seperti saya di sini, tapi mereka mengungsi dan banyak yang berpisah dengan bapak ibunya,” kata.
Santri lainnya Beliana mengatakan, hanya doa dan uang donasi ini semoga bisa meringgankan kesedihan anak-anak di Gaza.
Beliana santri yang aktif sebagai panitia pengalangan dana berharap kondisi di Gaza segera membaik, agar teman sebaya di Gaza bisa bermain dan sekolah dengan tenang seperti suasana di Pondok al-Fattah ini.
Hal senada juga disampaikan Tamrin santri kelas 12. Santri rela memberikan uang saku untuk membantu rakyat Palestina karena memahami cerita ustadz dan syekh Palestina yang pernah berkunjung ke pondok.
Dikatakan, Palestina dulu negara yang sangat membantu dan mengakui kemerdekaan Indonesia. Sesama muslim itu bersaudara dan harus saling menolong.
”Saya bersyukur di sini bisa menjalankan ibadah di masjid dengan tenang, tidak seperti remaja di Gaza yang harus ikut bertempur, semoga Allah melindunginya,” katanya.
Ustadz Ridwan MPd, Kepala Ponpes Al Fattah, mengungkapkan, dana yang terkumpul diserahkan ke Lazismu Sidoarjo, sebagai lembaga zakat nasional yang tepercaya dan memiliki jaringan untuk menyalurkan bantuan ke Gaza.
”Semoga dana ini bermanfaat dan doa para santri di setiap selesai jamaah shalat saudara di Palestina diijab oleh Allah,” katanya.
Penulis Yekti Pitoyo Editor Sugeng Purwanto