PWMU.CO – Bullying for Fun? Not Again? Film pendek karya siswa SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik Jawa Timur.
Film pendek karya siswa kelas IX Farah Auliyah Rahma dan Aufa Nur Adhia ini berdurasi 4:42 menit. Dihubungi PWMU.CO, Farah Auliyah Rahma menjelaskan film ini diperankan 7 tokoh menceritakan tentang perundungan yang dialami tokoh Naya yang mendapat perlakukan kurang enak dari ketiga temannya.
“Setiap yang dilakukan tokoh Naya selalu mendapat cibiran dari ketiga temannya, sampai suatu saat dia dihina. Muncullah dua tokoh Farah dan Dea yang melaporkan pada guru terkait dengan kejadian perundungan yang dialami Naya,” katanya, Selasa (24/10/2023).
Dia menuturkan, kehadiran tokoh trigonis yang diperankan Farah dan Dea ini menjadi pelopor antiperundungan. Kedua tokoh melaporkan kejadian yang dialami Naya ke guru. Setelah itu, lanjutnya, guru memanggil pelaku perundungan sehingga mereka diberi sanksi oleh sekolah.
Hadirnya tokoh trigonis (Farah dan Dea) inilah yang menyadarkan ketiga pelaku perundungan sehingga dia minta maaf pada Naya. Di akhir cerita juga, mereka komitmen tidak akan melakukan perundungan kembali.
Media Edukasi
Hal yang disampaikan rekan Farah Auliyah Rahma, Aufa Nur Adhia. Dia mengungkapkan film pendek yang dia buat ini bisa menjadi media edukasi ke siswa, bagaimana bahaya perundungan yang bisa memberikan efek psikologis.
“Perundungan, baik yang dilakukan melalui fisik atau perkataan bisa membuat korban mengalami penurunan motivasi belajar. Kalau fenomena perundungan tidak ada penanganan serius, maka si korban bisa mengalami depresi,” katanya.
Dia menuturkan, hadirnya film pendek ini bukan memberikan contoh bagaimana perlakukan perundungan tetapi bagaimana memberikan edikasi kepada siswa tentang bahayanya perundungan.
“Memerikan edukasi tentang perundungan sangat penting dan mendesak untuk dilakukan, agar pelajar memiliki wawasan, pemahaman bahaya dan risiko perundungan tersebut,” ungkapnya.
Dipilihnya film pendek sebagai media edukasi, lanjutnya, karena film pendek adalah media visual yang tepat sebagai media bagi pelajar, bagaimana mereka bisa mengerti bahayanya perundungan.
“Kombinasi antara unsur visual dan auditif menjadikan film pendek bisa menjadi media media yang memiliki kemampuan lebih baik sehingga alat penyampaian pesan atau materi. Media audio visual dianggap lebih baik Karena peserta didik menerima materi pembelajaran melalui auditif atau mendengar dan virtual atau melihat,” jelasnya.
Film pendek yang berjudul Bullying for Fun? Not Again? karya Farah Auliyah Rahma dan Aufa Nur Adhia ini diikutikan dalam lomba Karya Tulis Ilmiah Festival Faqih Usman (FFU) Ke-7 Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Nonformal (Majelis Dikdasmen dan PNF) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik yang bekerja sama dengan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG). (*)
Penulis/Editor Ichwan Arif.