PWMU.CO – Siswa dan orangtua SMP Muhammadiyah 2 Taman (Spemduta) Sidoarjo Jawa Timur mengumpulkan donasi untuk Palestina melalui Lazismu Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sepanjang.
Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Waka Humas, Emil Mukhtar Efendi SKom di kantor Lazizmu Sepanjang Jl Raya Bebekan No 15 kecamatan Taman, Selasa (24/10/2023).
“Alhamdulillah donasi yang berhasil kita kumpulkan sebesar 13.050.000. Bantuan ini merupakan bentuk kepedulian terhadap saudara kita yang mebutuhkan bantuan di Palestina,” katanya.
Dia menjelaskan penggalangan dana donasi dimulai hari Jumat (20/10/2023) bertepatan dengan kegiatan motivasional oleh Sandos Jehad Shnewra, mahasiswi Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) yang berasal dari Palestina.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Lazismu Sepanjang Fatchul Mubarok SthI menyampaikan, sumbangan dari seluruh amal usaha yang ada di sepanjang akan kami serahkan kepada Lazismu Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.
“Selanjutnya akan dikirimkan ke Lazismu Pusat yang berada di Jakarta untuk disalurkan langsung ke rakyat Palestina,” jelasnya.
Kepala Spemutu Drs Zainal Arif Fakhrudi MM menjelaskan kita semua tahu bagaimana parahnya keadaan di Palestina yang memprihatinkan sekali. “Semoga dana yang kita kumpulkan dapat membantu rakyat Palestina,” harapnya.
Curahan Hati
Mahasiswa asal Gaza Palestina Sandos Jehad Shnewra mengajak siswa Spemduta untuk lebih banyak bersyukur. “Kita semua harus banyak bersyukur bisa sekolah dengan nyaman, tidak ada ancaman yang menyertai disetiap langkah kalian berangkat sekolah,” ucap mahasiswa Pascasarjana tersebut.
Selagi ada kesempatan, lanjutnya, wujudkan mimpi-mimpi besar kalian karena tidak semua anak seberuntung kalian.
Mahasiswa yang mengambil jurusan Manajemen Pendidikan Agama Islam (MPd) ini juga menjelaskan di Palestina tak hanya rakyat sipil dewasa yang menjadi korban, namun ratusan anak-anak dan perempuan meninggal dunia akibat kotanya dibombardir Israel.
“Rumah-rumah hancur, rumah sakit juga tempat sekolah,” katanya.
Diketahui sebelum mendapat beasiswa di Indonesia, dia pernah menjadi guru di salah satu sekolah dasar yang ada di Gaza.
“Saya rindu murid-murid saya di Gaza, saya tidak tahu bagaimana keadaan mereka sekarang. Namun satu yang saya salut, mereka selalu semangat untuk belajar meskipun di tegah kekacauan Gaza,” ungkapnya saat bercerita di Auditorium Spemduta.
Sudah selama 5 hari ini, Sondos mengatakan tidak bisa berkomunikasi dengan keluarga di Gaza. Sebelumnya dia mendapat kabar keluarganya baik-baik saja meskipun harus selalu berpindah mencari tepat aman. Namun kini dia tak bisa lagi menghubungi orangtuanya karena sinyal internet diputus.
“Terakhir komunikasi sepekan lalu masih baik-baik saja, sekarang tidak bisa komunikasi karena internet diputus,” ujarnya sambil menitikan air mata.
Siswa kelas VIII Tahfidh Spemduta Rizka Noor menyampaikan kesedihan dan prihatin mengetahui keadaan di Palestina sampai tidak bisa berkata-kata. “Doaku selalu untuk saudaraku di Palestina,” ucapnya. (*)
Penulis Nur Atika. Editor Ichwan Arif.