PWMU.CO – Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik Taufiqullah A Ahmady menyampaikan bahwa aktivis Muhammadiyah dan Aisyiyah harus memiliki 4 karakter. Hal itu dia sampaikan saat memberi tausiyah dalam acara “Milad Aisyiyah ke-100, Halal Bihalal, dan Baksos” yang diadakan Pimpinan Cabang Aisyiyah Kecamatan Kebomas, Gresik, Rabu (5/7).
Empat karakter itu, menurut Taufiq, adalah, pertama, mengenal dan memahami nilai-nilai normatif. “Di Muhammadiyah disebut nilai-nilai ideologis yaitu nilai ketauhidan,” ujarnya.
(Baca: Pesan Kyai Muhammadiyah: Mengalah Bukan Berarti Kalah dan Salah)
Kedua, lanjutnya, penyerapan nilai-nilai normatif atau ideologis tersebut ke dalam jiwa dan menjadikannya sebagai bagian dari sifat kepribadiannya. “Proses ini disebut koherensi atau internalisasi,” jelas Taufiq sambil memberikan. “Dari mengenal Allah menjadi sebuah janji untuk beribadah hanya kepada-Nya semata yaitu ridha Allah sebagai Tuhannya. Dari mengenal agama Islam menjadi ridha Islam sebagai agamanya. Dari mengenal Muhammadiyah, menjadi bersedia mengakui bahwa Muhammadiyah sebagai gerakannya,” papar dia.
Ketiga, adanya sikap yang otonom. “Yaitu keaktifannya dalam ber-Muhammadiyah bersumber dari kehendak dirinya sendiri bukan kerena paksaan orang lain. Dalam ajaran Islam itu disebut ikhlas,” tutur guru di SMA Muhammadiyah 1 Gresik itu.
(Baca juga: Baitul Arqam Aisyiyah Kebomas: Dari Transformasi Kader ala Pohon Pisang hingga Filosofi Mars)
Karakter keempat, Taufiq menambahkan, memiliki sikap yang konsisten. “Dalam ajaran Islam disebut istiqamah. Ia akan tetap aktif mendukung perjuangan di jalan Allah melalui Muhammadiyah dengan jihad yang sungguh-sungguh dengan tidak mengenal bosan dan lelah meskipun di Muhammadiyah tidak memegang jabatan apapun,” paparnya.
Sementara itu Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Gresik Uswatun Hasanah mengingatkan bahwa kalau sudah memakai seragam Aisyiyah maka segala gerak, tingkah laku, dan pemikirannya harus mencerminkan karakter atau ruh aktivis Aisyiyah. “Karena tentunya berbeda dengan menggunakan kostum yang lain,” ujarnya.
Ketua Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Kecamatan Kebomas Nurfadlilah menjelaskan bahwa kegiatan ini diadakan untuk menjalin silaturahim antarpimpinan dan anggota agar semakin kompak. Selain itu juga untuk mendongkrak semangat dan gerakan membangun umat di tingkat akar rumput atau ranting.
(Baca: Kepedulian Aisyiyah Gresik pada Ibu-Ibu Lansia Dhuafa)
“Meskipun belum punya lahan dan tempat untuk pendidikan PAUD, TK, atau TPQ, setidak-tidaknya bisa berdakwak melalui pengajian-pengajian dan terus bisa memberi kapada masyarakat berupa apapun,” pesannya. Menurutnya, dari 8 Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) yang ada di PCA Kebomas, baru 3 ranting yang sudah memiliki amal usaha berupa Paud, TK, dan TPQ.
Dalam kegiatan yang dilaksanakan di Perguruan Muhammadiyah Giri itu panitia membagikan bingkisan kepada 45 dhuafa. Selain itu, bekerja sama dengan RS Muhammadiyah Gresik, berhasil dilakukan pemeriksaan dan pengobatan gratis kepada 90 orang. (Abdul Rozak)