Sekretaris PDM Nganjuk 2015-2022 Mursyid Arifin Tutup Usia

Mursyid Arifin (kanan) dan Hidayatullah (kedua dari kiri) saat acara penandatanganan MoU antara PDM Nganjuk dengan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo pada 8 Maret 2020. (Istimewa/PWMU.CO)

PWMU.CO – Sekretaris PDM Nganjuk 2015-2022 Mursyid Arifin (64) tutup usia, Jumat (27/10/23) pukul 19.30 WIB di Rumah Sakit Umum Kertosono Nganjuk, Jawa Timur. Innalillahi wainna Ilaihi rajiun

Selain angota Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Nganjuk, ikut takziah adalah Pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Tanjung Anom. “Monggo sederek-sederek dari Muhammadiyah menyalatkan dulu. nanti kami menyusul berikutnya sambil nunggu sederek kita yang lain,” ungkap Kiai Sohaful Anam, Ketua MWC NU Kecamatan Tanjung Anom.

Mursyid Arifin merupakan Sekretaris PDM Nganjuk periode 2015-2022 dan Wakil Ketua PDM Nganjuk periode 2010-2015. Selain aktif di Muhammadiyah, akademisi ini juga aktif di Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Nganjuk. 

Marsudi Hidayat, saudara kandung almarhum, menjelaskan Mursyid Arifin meninggal tanpa ada indikasi sakit atau menderita penyakit tertentu, hanya gejala capek pada umumnya. “Setahu saya tidak punya penyakit tertentu yang mengakibatkan hal-hal yang fatal,” ungkapnya.

Dia menambahkan, kehadirannya di rumah duka sudah dalam kondisi siap dimandikan. “Info dari keluarga beliau sempat mengeluh pusing lalu pingsan, saat perjalanan ke rumah sakit sudah tidak tertolong,” katanya.

Muhammadiyah Kehilangan

Ketua PDM Nganjuk Juari menyampaikan bela sungkawa atas wafatnya Mursyid Arifin. Dia merasa kehilangan satu tokoh Muhammadiyah yang cukup progresif dan peduli dengan dakwah Muhammadiyah.

“Semoga mendapatkan maghfirah dan ampunan  Allah SWT. Dan yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” ungkapnya usai menyalatkan kenazah.

Juari menambahkan salah satu jasa almarhum adalah perjuangan untuk menghidupkan kajian keliling di Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) di Kabupaten Nganjuk. “Sebagai media dakwah sekaligus kordinasi organisasi,  almarhum yang punya gagasan itu dan sekarang eksis,” imbuhnya. 

Suami Nyai Denok Asarotin ini meninggalkan tiga putri: Lintang Pardiyati Zuhriyah, Siti Badriah, dan Lunawati.  (*) 

Penulis Muhamamd Roissudin Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version