Perkataan yang Baik
Rukmini juga memaparkan terdapat beberapa perkataan yang wajib diterapkan sesuai konteks. Di antaranya qaulan layinan yang digunakan untuk berkomunikasi dengan anak-anak dan ketika ingin memengaruhi para pemimpin.
“Nabi Musa ketika berbicara dengan Fir’aun, itu Allah menyuruhnya untuk memberikan qaulan layinan. Adapun untuk menyampaikan sesuatu yang berat yang harus disampaikan dengan tegas maka kita gunakan qaulan tsaqilan,” imbuhnya.
Terkait berpikir tajdid yang menjadi karakter perempuan berkemajuan, Rukmini menekankan agar dalam beribadah warga Aisyiyah bersikap puritan, tidak boleh diubah.
“Sedangkan dalam muamalah duniawiah, kita harus berpikir untuk kemajuan masa depan,” terangnya.
Dalam bersikap wasathiah, Rukmini menjelaskan bahwa tidak cukup hanya dengan bersikap pertengahan yaitu tidak ekstrem kiri ataupun ekstrem kanan.
“Namun coba dilanjutkan ayatnya, litakuunuu syuhada’a ‘alannaasi wa yakunar rasulu ‘alaikum syahiida, yaitu kita memberikan kesaksian sikap moderat itu. Misalnya mohon maaf ini kita sampaikan terkait penggunaan cadar. Majelis Tarjih sudah jelas terkait cadar. Memang kita tidak melarang, namun agar kita tidak diidentifikasi sebagai kelompok tertentu, maka kita sebagai warga Aisyiyah jika memang tetap mau menggunakan penutup bisa dengan masker,” imbaunya.
Terakhir, karakter perempuan berkemajuan berupa sikap inklusif dimaknai dengan menerima perbedaan pendapat.
“Namun kita harus tetap punya prinsip dan berpegang teguh pada prinsip tersebut,” tandasnya. (*)
Penulis Ain Nurwindasari Editor Mohammad Nurfatoni