PWMU.CO – Siswa Berlian School menggelar rangkaian aksi solidaritas dukungan terhadap Palestina, Jumat (27/10/2023).
Pukul 06.50, siswa SD Muhammadiyah 2 GKB (Berlian School) Gresik Jawa Timur dan guru sudah berkumpul di lapangan sekolah dengan memakai baju senada dengan warna bendera Palestina dengan unsur warna hitam, putih, hijau dan merah.
Tak sedikit mereka menggunakan surban di kepala khas Timur Tengah dan syal berbendera Palestina terkalung di leher serta stiker bendera negara Palestina tertempel di pipi mereka.
Berbagai macam atribut Palestina serta poster-poster dukungan terhadap Palestina pun menambah kemeriahan dan semangat siswa. Mereka membawa poster hasil print seukuran folio, ada juga yang membuat poster secara mandiri dengan cara menggambar. Ada yang membuat banner, bahkan ada yang membawa bendera Palestina dengan ukuran yang cukup besar lengkap dengan tiangnya.
Tepat pukul 07.00 pawai aksi solidaritas Palestina dimulai. Rute pawai sekitar perumahan PPS kemudian kembali lagi ke sekolah. Terdengar siswa kelas I dan II meneriakkan Free Palestine! dengan suara yang lantang dan berulang-ulang.
Hal tersebut mengundang perhatian masyarakat sekitar. Mereka mendengarkan hal tersebut dengan tersenyum dan mengabadikan aksi siswa yang sedang pawai. Usai pawai, siswa berkumpul kembali di lapangan sekolah untuk mendengar orasi dari kepala sekolah Fauzuddin Ahmad SPd.
Dalam sambutannya, diamenjelaskan kepada para siswa tentang keadaan terkini di Palestina. “Anak-anak, saat ini terjadi peperangan antara negara Palestina dan Israel, kenapa terjadi peperangan?” tanyanya kepada semua siswa.
Dia lantas menjelaskan alasan mengapa sampai terjadi peperangan, Palestina berontak karena tanahnya diduduki dan dikuasai oleh Israel bertahun-tahun lamanya.
“Banyak gedung-gedung, rumah sakit, pemukiman masyarakat Palestina, yang tidak luput dari serangan bom Israel, hingga banyak korban jiwa anak-anak dan orang dewasa yang berjatuhan,” terangnya.
Dia berpesan kepada seluruh siswa untuk belajar yang rajin sehingga dapat menguasai teknologi, sehingga kelak bisa membuat teknologi canggih untuk membantu Palestina melawan Israel. Dia menyerukan kepada siswa bahwa sekolah menggalang donasi untuk warga Palestina yang sedang menjadi korban peperangan.
“Hari ini anak-anak bisa menyerahkan donasi untuk warga Palestina kepada Kader sang Pencerah (siswa terpilih sebagai penegak pembiasaan baik di sekolah),” tuturnya.
Doa Bersama untuk Palestina
Sesaat setelah orasi kepala sekolah, seluruh guru maju ke depan mengahadap anak-anak di lapangan, kemudian bersama-sama memanjaatkan doa khusus untuk warga Palestina. Dengan khusyuk guru serta siswa menundukkan kepala mengaminkan doa yang dilantunkan oleh wakil kepala sekolah bidang mum Muhammad Taufiq MPdI.
Lalu secara bergantian guru-guru mengawali memasukkan donasinya ke dalam box yang dibawa oleh Kader sang Pencerah. Secara bersamaan, siswa juga memberikan donasinya kepada Kader sang Pencerah yang berkeliling menghampiri siswa di lapangan.
Rangkaian aksi solidaritas terhadap Palestina diakhiri dengan mengadakan shalat ghaib bagi korban jiwa pejuang kemerdekaan dan warga sipil Palestina yang wafat oleh seluruh siswa kelas VI setelah shalat Jumat. (*)
Penulis Anita Firlyando. Editor Ichwan Arif.