PWMU.CO – Mubaligh Muhammadiyah harus siap 24 jam. Hal tersebut diungkapkan H Abdul Haris SAg di Gedung Dakwah Bojonegoro, Ahad (24/10/23).
Wakil Ketua Bidang Tabligh, Tarjih dan Tajdid, dan Dakwah Komunitas Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bojonegoro, itu mengatakannya dalam Silaturahim Mubaligh Muhammadiyah Majelis Tabligh PDM Bojonegoro. Kegiatan diikuti lebih dari 50 peserta.
Abdul Haris dalam sambutannya mengucapkan terima kasih banyak atas kehadiran dari perwakilan ortom, serta Majelis Tabligh di PCM se Kabupaten Bojonegoro.
“Kegiatan silaturahim ini sudah lama digagas, dalam setiap pertemuan rutin sebulan sekali oleh Majelis Tabligh Bojonegoro, yang akhirnya alhamdulillah bisa terealisasi pada hari ini,” paparnya.
Kegiatan yang mengambil tema “Menyamakan Visi dan Persepsi Muballigh dalam Berdakwah”, harapannya dapat menyamakan frekuensi para mubaligh Muhammadiyah.
“Baik yang dikirim dan sudah terjadwal dalam pengajian rutin Al Islam di cabang atau ranting se-Bojonegoro bisa se frekuensi dalam pemahaman antara mubaligh satu dengan yang lain,” ungkapnya.
Krisis Mubaligh
Dia juga menambahkan, para mubaligh dalam penyampaiannya, dapat sesuai dengan ajaran al-Quran dan hadis. “Yakni dari Himpunan Putusan Tarjih (HPT) dan juga Tanya Jawab Agama yang dikeluarkan penerbit Suara Muhammadiyah,” jelasnya.
Muhammadiyah, kata dia, dengan tubuh yang besar ini, sangatlah kurang dan terbatas sekali dalam hal mubalighnya. Seperti ketika habis mengisi kajian di mushala atau masjid tertentu seorang takmir menyampaikan bahwa di sini sangat kurang dan bahkan tidak ada seorang mubaligh Muhammadiyah.
“Keluhan itu terjadi tidak di salah satu tempat saja, namun juga hampir di setiap ranting bahkan di cabang seluruh Bojonegoro,” ungkapnya.
Beliau juga menyampaikan kepada peserta yang hadir dalam silaturahim bahwa status kita sebagai seorang pendakwah dan mubaligh ini sangatlah mulia.
“Besaran gajinnya tidak terhingga nilainya, karena Allah langsung yang akan memberikan,” paparnya.
Seperti yang termaktub dalam Al Quran surat An-Nahl ayat 125 yang artinya, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Mubalig Muhammadiyah Harus Siap 24 Jam
Haris melanjutkan, jika menjadi mubaligh Muhammadiyah juga harus siap 24 jam. “Memang kita juga memiliki kesibukan masing-masing. Dan hakikat kehidupan ini juga tidak lepas dari sebuah ujian dan kesibukan.”
Maka, lanjut dia, kita harus menyempatkan atau memberikan waktu untuk berdakwah kepada warga Persyarikatan Muhammadiyah. “Ketika ada panggilan yang kiranya membutuhkan, kita harus siap meskipun itu berada di pelosok wilayah Bojonegoro,” imbuh Hadi.
Berangkat dari itu semua, dia kemudian berpesan agar tetap semangat dalam bermuhammadiyah. “Lebih khusus untuk terus selalu menuntut ilmu, seperti dalam hal ketarjihan. Karena ini merupakan sumber utama dalam kita bermubaligh pada warga Persyarikatan,” terangnya.
Sementara Drs H Soewito MSi, ketua PDM Bojonegoro menuturkan, Majelis Tabligh merupakan majelis terlama dan tertua dalam struktur Muhammadiyah. “Ini merupakan ruhnya Persyarikatan Muhammadiyah,” kata dia.
Maka, mubaligh Muhammadiyah harus siap sedia, dipanggil setiap waktu dan juga di manapun tempatnya. Muballligh Muhammadiyah harus mampu menjaga lisan dan juga jari jemarinya, karena masuk di zaman digital ini banyak pengguna medsos.
“Selamat bersilaturahim, selamat bermusyawarah antar mubaligh Muhammadiyah. Semoga senantiasa dalam petunjuk dan lindungan Allah SWT,” tutup Soewito. (*)
Penulis Akhyar. Editor Darul Setiawan.