PWMU.CO – Din Syamsuddin menyerukan pejabat negara dan politikus sudah saatnya kesenjangan ucap dan laku dihentikan.
”Semua harus berkomitmen secara sejati, Pemilu dan Pilpres berlangsung fair, jujur, dan adil dalam kata-kata dan perbuatan nyata,” kata Din Syamsuddin, Ahad (5/11/2023).
Ketua Umum PP Muhammadiyah 2005-2015 itu menuturkan, segenap bangsa mendambakan agenda demokrasi Indonesia 2024 berlangsung sesuai prinsip-prinsip demokrasi yakni fair, jujur, adil, aman, dan damai.
Untuk itu, sambung dia, selain budaya bersaing secara sehat oleh segenap partai politik dan semua pasangan Capres dan Cawapres yang harus dikedepankan, juga penyelenggara negara sejak dari presiden, Polri hingga Mahkamah Konstitusi harus bersikap fair, netral, dan imparsial atau tidak berpihak.
”Namun inilah masalah dalam demokrasi kita. Sikap netral dan imparsial mudah diucapkan tapi susah dilakukan,” tandas mantan Ketua Umum MUI itu.
Klaim netral dan imparsial selalu didengung-dengungkan, kata Din, tapi di belakang gelagat dan gejala cawe-cawe serta intervensi dalam berbagai modus terasakan.
”Hal ini akan menjadi faktor pengganggu dan penghalang demokratisasi Indonesia,” tegasnya.
Editor Sugeng Purwanto