“Palestina, Masukkan kami dalam daftarmu!” Oleh M. Anwar Djaelani, penulis buku Jejak Kisah Pengulir Sejarah dan sembilan judul lainnya
PWMU.CO – Aksi Akbar Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina berlangsung di Jakarta, Ahad 5 November 2023. Acara di Monas itu tertib meski, kata sebuah sumber, dihadiri sekitar dua juta orang.
Tampak hadir dan turut memberikan semangat kepada peserta aksi, antara lain Prof Din Syamsuddin, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, Menlu Retno Marsudi, Menag Yaqut Cholil Qoumas, dan Ketua DPR Puan Maharani. Hadir juga, anggota pimpinan MPR dan DPD-RI, pimpinan MUI, Ustadz Bachtiar Nasir, dan Anies Baswedan.
Palestina, Saudaraku!
Semua tokoh yang disebut di atas turut memberi sambutan singkat. Isinya, mendapat respons positif dari peserta aksi. Di antara tokoh yang cukup mendapat respons istimewa dari hadirin adalah Menlu Retno Marsudi. Ini bisa kita mengerti, karena di pekan terakhir Oktober 2023 pidatonya yang heroik di PBB, viral.
Masyarakat tahu, bagaimana performa Menlu Retno Marsudi di depan Sidang Darurat Majelis Umum PBB. Dia keras mengecam Israel. Tak hanya itu, dia mendesak Sidang Majelis Umum PBB melakukan aksi nyata untuk menghentikan kekerasan dan pembunuhan di Gaza, serta membentuk komisi penyelidikan independen untuk menyelidiki kekerasan mengerikan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina.
Setelah membuka sambutannya dengan semacam pengantar, Menlu Retno Marsudi membaca puisi karyanya yang bejudul Palestina Saudaraku. Berikut ini, isinya.
Hatiku miris karena bocah itu menangis// Dia terluka, dia tidak bisa berkata// Dia tidak tahu di mana bapak-ibunya//
Setiap 10 menit satu anak wafat di Gaza// Ribuan orangtua kehilangan anak// Tak terbilang berapa ribu anak kehilangan orangtuanya//
Setiap tangan tertulis nama// Mereka tidak ingin mati tanpa penanda// Rumah mereka hanya langit// Kasur mereka hanya bumi// Kapan kekejaman ini akan berhenti?// Kapan keadilan ini akan menghampiri?//
Aku dan Indonesia-ku pantang mundur// akan terus membantumu// Aku dan Indonesia-ku akan terus bersamamu// Sampai penjajah itu enyah dari rumahmu//
Palestina, kau adalah saudaraku// Dan aku, Indonesia-ku, akan selalu bersamamu//
Free, Free Palestine!
Anies Rasyid Baswedan memulai sambutannya dengan manis. “Dari Medan Merdeka (nama jalan atau kawasan tempat acara diselenggarakan, pen.), kita kirim pesan kepada dunia bahwa Indonesia menolak penjajahan”.
Selanjutnya, perasaan empati hadirin digugah Anies lewat kisah singkat tentang gadis kecil Palestina (berusia sekitar 9 tahun) yang terluka serius.
“Paman, kapan saya dibawa ke pemakaman,” kata si gadis yang mengira dirinya telah meninggal.
“Tidak, engkau masih hidup. Engkau cantik seperti rembulan,” kata lelaki yang menolong si gadis kecil,” kata si lelaki yang menolongnya.
Selepas itu, Anies bilang, bahwa: “Kemerdekaan itu hak segala bangsa. Penjajahan menimbulkan derita, itu nyata. Oleh karenanya, kita menolak menjadi penonton. Kita mendesak agar Israel membuka blokade di Gaza.”
Anies juga memimpin yel-yel, “Free, free Palestine!” Maka, bergemuruhlah Medan Merdeka dengan seruan: “Free, free Palestine!”
Api Pembelaan
Aksi di atas bagian dari usaha pembelaan kepada Palestina yang telah sangat lama dijajah Israel. Terutama sejak 7 Oktober 2023, Israel makin brutal dan melakukan praktik genocida. Lihat berita ini: “Gagal Cegah Genosida di Palestina, Direktur HAM PBB Mundur” (https://www.cnnindonesia.com/internasional/20231101132829-134-1018613/gagal-cegah-genosida-di-palestina-direktur-ham-pbb-mundur).
Atas apa yang terjadi di Palestina, semua kaum beriman pasti ingin membela saudaranya. Hanya saja, bentuk pembelaan kita harus menyesuaikan dengan kondisi masing-masing. Bantulah saudara kita semampu kita.
Tersedia banyak pilihan membantu Palestina, misalnya, antara lain: Menyuarakan urgensi kemerdekaan Palestina termasuk lewat berbagai aksi damai. Bisa pula dengan memboikot produk-produk yang nyata-nyata produsennya berpihak bahkan membantu Israel. Menggalang dana bantuan.
Meski demikian tetap saja ada di antara kita yang hatinya akan terus bersama dengan saudara-saudara lainnya yang sedang berjihad di “garis depan” yang sedang mendemonstrasikan cintanya kepada Allah, Rasulullah Saw, dan kaum beriman di Palestina.
Bagi yang ada di “garis belakang”, misal yang tak bisa hadir di Aksi Akbar Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina di Jakarta pada 5 November 2023, bisa saja mengajukan permintaan: “Tolong masukkan kami juga dalam daftar engkau”.
Permohonan di atas semoga sama seperti yang ditulis Buya Hamka kepada M. Natsir pada 13 November 1957 (yang tegak dan gagah di parlemen memperjuangkan Islam), seperti berikut ini.
Kepada Saudaraku M. Natsir// Meskipun bersilang keris di leher// Berkilat pedang di hadapan matamu// Namun yang benar kau sebut juga benar.// Cita Muhammad biarlah lahir// Bongkar api-nya sampai bertemu// Hidangkan di atas persada Nusa.//
Jibril berdiri sebelah kananmu// Mikail berdiri sebelah kiri// Lindungan Ilahi memberimu tenaga//
Suka dan Duka kita hadapi// Suaramu wahai Natsir, suara kaum-mu.// Ke mana lagi, Natsir ke mana kita lagi// Ini berjuta kawan sepaham// Hidup dan mati bersama-sama// Untuk menuntut Ridha Ilahi// Dan, akupun masukkan dalam daftarmu.//
Catat Kami!
Memang, ada sebagian kaum beriman yang berkesempatan untuk bisa membela agama Allah dan menjaga kemuliaan Al-Aqsha langsung di “garis depan” dengan berjuang di Palestina. Ada juga, yang membela Islam dan saudaranya di Palestina, lewat (berbagai) Aksi Akbar Bela Palestina.
Hanya saja, sebagian dari kaum beriman, tak bisa melakukan kedua hal yang disebut di atas. Maka, yang di “garis belakang” itu, boleh titip pesan kepada yang berada di “garis depan”, sebagai berikut: “Palestina, tolong masukkan kami juga dalam daftarmu!” Semoga dengan cara itu, kelak kita dihimpunkan Allah di Taman Surga yang sama. Allahu-Akbar! (*)
Editor Mohammad Nurfatoni