PWMU.CO – Banyak hal yang masih harus diperbaiki oleh Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan agar bisa bersaing pada taraf internasional. Terlebih soal pembenahan manajemen dan layanan rumah sakit. Pernyataan itu disampaikan dr Umi Aliyah MKes dalam acara silaturrahim Syawalan 1438 Hijriyah keluarga besar RSM Lamongan bersama dengan para pimpinan Muhammadiyah Lamongan dan Ortom di halaman parkir belakang RS Muhammadiyah setempat.
Direktur RSM Lamongan ini mengungkapkan bahwa tidak mudah mengatur dua ratus lima puluh tempat tidur dengan enam ratus karyawan. Apalagi, masing-masing karyawan dari unit yang satu dengan unit yang lain memiliki beragam karakter.
(Berita terkait: Dikemas Penuh Kreativitas, Silaturrahim Keluarga Besar RS Muhammadiyah Lamongan Jadi Beda)
Oleh karenanya, pihak RSM Lamongan melalui bagian sumber daya insani selalu mencari cara yang tepat untuk dapat meningkatkan kualitas, skill dan keilmuan para karyawan. ”Ambil satu contoh saja, dalam hal ngaji misalnya, semua tidak ada yang sama. Ada yang ngajinya bagus, dan yang kurang bagus,” ujar Umi disambut gerrr unsur PDM Lamongan, pimpinan Ortom, mantan Direktur , karyawan dan keluarga karyawan RSM Lamongan, serta tamu undangan yang hadir, Sabtu (8/7) lalu.
Saat ini, lanjut Umi, pasien rawat jalan RSM Lamongan jumlahnya sekitar sepuluh ribu. Sedangkan pasien rawat inap hampir dua ribu. Dengan banyaknya jumlah pasien tersebut, tentu dibutuhkan kerjasama yang solid semua pihak, dan dibutuhkan juga manajemen yang kuat dan bagus.
”Nah, untuk proyeksi ke depan, karena terlalu banyak pasien, maka insya Allah, kami akan membangun gedung 4 lantai di halaman parkir belakang rumah sakit. Kami juga akan membangun masjid megah di tepi jalan. Semua ini guna mewujudkan proyeksi pembangunan gedung 12 lantai,” Umi menjelaskan tentang proyeksi pengembangan RSM Lamongan.
(Baca juga: Inilah 4 Hikmah di Balik Program Silaturahmi pada Tokoh Muhammadiyah-Aisyiyah)
Senada itu, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan H Muntholib Sukandar dalam sambutannya mengatakan, untuk dapat mengembangkan rumah sakit yang bertaraf internasional, maka dibutuhkan semangat juang dan soliditas yang kuat semua elemen yang terlibat di dalamnya.
”Ciri dari rumah sakit yang unggul adalah mempunyai visi menolong kesengsaraan masyarakat umum,” tutur Muntholib.
Tak lupa, Muntholib berpesan pada hadirin agar di Hari Raya yang fitri ini kita bisa kembali ke titik nol, yakni menjadi hamba Allah yang suci lahir dan batin. Sebagaimana saat Nabi Adam diturunkan ke dunia. ”Semoga ke depan kita semua menjadi lebih baik dan lebih suci,” pungkasnya. (uzlifah/aan)