PWMU.CO – Tujuh tahun berdiri, Klinik Al Ishlah Sendangagung Paciran Lamongan Jawa Timur tidak hanya melayani santri Pondok Pesantren Al Ishlah Sendangagung semata, namun juga melayani masyarakat umum.
Dalam rangka menunjukkan kiprah nyata tersebut, Klinik Al Ishlah mengadakan kegiatan Seminar yang diikuti kurang lebih 50 peserta dimulai pukul 13.00 sampai 15.30 WIB, Selasa, (24/10/2023).
Kegiatan ini mendapat antusias yang cukup besar dari masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dengan kerelaan mereka antri untuk registrasi dan mengikuti layanan pemeriksaan darah.
Kepala Klinik Al Ishlah, dr Rosydina Robi’alqolbi MKes menjelaskan, kegiatan seminar ini diadakan dalam rangka upaya promotif dan preventif Klinik.
“Jadi selain upaya kuratif atau pengobatan, fasilitas kesehatan juga punya tanggung jawab untuk memberikan edukasi atau promosi kesehatan, serta melakukan upaya-upaya preventif atau pencegahan agar yang sehat tidak sakit, yang sudah sakit tidak semakin sakit atau komplikasi,” ucapnya.
Ibu dua anak ini mengatakan, program selanjutnya adalah upaya pelayanan klinik harus meliputi kegiatan promotif (edukasi baik individual maupun massal, penyuluhan, seminar, dan lain sebagainya), preventif (pencegahan seperti screening kesehatan, vaksinasi, pemeriksaan pap smear, senam rutin, dan lain- lain), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif.
“Upaya-upaya tersebut setidaknya bisa terus konsisten dilakukan melalui program-program yang telah dirancang tahunan”, tutur istri Ustadz Agus Susilo Lc ini.
Dokter Dina, sapaan akrabnya mengatakan, kegiatan ini tetap perlu dievaluasi dalam hal pelaksanaan, karena berbarengan dengan beberapa program lain dalam satu waktu (seminar, pemeriksaan laboratorium prolanis, pap smear, dan screening DM). Sehingga efektifitas kegiatan perlu diperbaiki lagi ke depan.
Sementara itu, pemateri seminar dari Surabaya dr Wilujeng Anggraini Sp PD menyampaikan tentang mengelola hipertensi dan diabet harus dimulai dari pencegahan gaya hidup (makanan dan olahraga, stress, aktifitas) sampai ke terapi agar terhindar dari komplikasi.
Perjalanan dan Kiprah Klinik Al Ishlah
Klinik Al Ishlah mulai beroperasi pada tahun 2016. Hal ini didorong oleh kebutuhan santri Ponpes Al Ishlah yang kian meningkat hingga 2000 santri lebih.
“Sebelumnya sudah ada Poskestren (pos kesehatan pesantren), namun pelayanan terbatas. Dokter atau tenaga kesehatan (nakes) lain saat itu masih harus memanggil dari luar yang jamnya hanya dua kali dalam satu minggu,” ungkap Dina.
Dia mengenang, dahulu ada dr Peni Kartikasari dari Blimbing yang pernah mengabdi saat awal-awal Poskestren ini baru berdiri.
“Semula prioritas utama klinik adalah santri. Kami merasa fasilitas kesehatan sangat perlu, apalagi jumlah santri Ponpes Al Ishlah sudah lebih dari 2000. Kalau tengah malam tiba-tiba ada yang sesak atau kasus emergency lain sudah tidak perlu bingung memanggil nakes dari jauh-jauh. Cukup ke faskes yang sudah tersedia dari yayasan saja dengan SDM,” tuturnya.
Dia juga mengatakan, saat ini sudah ada tiga dokter yang tergabung di Klinik Al Ishlah, yakni dr Ellen Trisnawati, dr Washobirin dan dirinya sendiri dr Rosydina RQ MKes.
“Dokter dan seluruh nakes di klinik ini 95 persen merupakan alumni pondok sendiri. Jadi memang diharapkan bisa memahami visi misi yayasan juga,” terangnya.
Dia bersyukur, karena saat ini klinik Al Ishlah bisa lebih jauh berkiprah. Tidak hanya memberikan manfaat untuk santri saja, tapi juga untuk masyarakat sekitar dan seluas-luasnya. (*)
Kontributor Gondo Waloyo Editor Nely Izzatul