PWMU.CO – Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Kabar duka menyelimuti keluarga Pondok Modern Muhammadiyah Paciran Lamongan. Nyai Munifah binti Kiai M Ridlwan Syarqowi dipanggil menghadap Allah Swt, Jum’at (3/11/2023) pukul 20.15 WIB.
Bu Nyai Munifah Ridlwan wafat setelah beberapa pekan dirawat di rumah sakit. Sempat sembuh di rumah sakit dibawa pulang kemudian sakit lagi dan harus dibawa ke rumah sakit lagi. Dia wafat di rumah di usia 80 tahun. Sedangkan suaminya, Kiai Abdul Karim Zen wafat pada tahun 2011.
Kiai Anwar Mukrot, Pengasuh Ponpes Karangasem Paciran yang merupakan kerabat dari Bu Nyai Munifah Ridwan bertindak sebagai imam shalat janazah sebelum Subuh. Sedangkan Kiai Muhammad Rifqi Rosyidi Lc MAg putra ketiga almarhumah memberikan sambutan atas nama keluarga dan melepas jenazahnya. Ratusan petakziyah ikut menyqlatkan di Masjid At Taqwa Paciran dan mengantarkan ke Pemakaman Umum Sluwuk Paciran
Ibunya para Santri
Bu Nyai Munifah Ridlwan merupakan ibunya orang-orang Paciran dan sekitarnya. Sejak muda putri Kiai M Ridlwan Syarqowi, endiri Pondok Modern Muhammadiyah, ini sudah menjadi aktivis Nasyiatul Aisyiyah dilanjutkan ke Aisyiyah. Kegiatan sehari-harinya mengajar di madrasah dan beberapa periode ia aktif sebagai anggta Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Paciran.
Munifah merupakan sosok perempuan yang cerdas dan berakhlak mulia. Ia mengaji al-Qur’an dan agama di pondok pesantren Lasem yang diasuh Mbah Kiai Maksum. Di samping itu, ia belajar kepada ayahnya sendiri.
Sepulang dari nyantri Munifah kemudian mengajar di Madrasah Muhammadiyah Paciran. Ia juga mengembangkan Taman Kanak-Kanak (TK) Aisyiyah Paciran yang merupakan TK Aisyiyah tertua di Kabupaten Lamongan
Munifah yang lahir di Lamongan tahun 1943 merupakan anak pertama pasangan Kiai M Ridlwan Syarqawi dan Nyai Syukriyah. Adapun saudara Munifah adalah Ghonimah dan Faruq
Sejak tahun 1983 Munifah mengasuh ratusan santri Pondok Modern Muhammadiyah Paciran sampai akhir hayatnya. Ia tidak segan’segan turun ke dapur membantu memasak untuk para santrinya. Tak heran banyak alumni santri yang mengunjungi dan mendoakan selama dis sakit.
Baca sambungan di halaman 2: Putra-putrinya Aktivis dan Pejuang