PWMU.CO – Pantun Ketua PDM Kota Pasuruan, Drs H Abu Nasir MAg, dibuat untuk Wakil Wali Kota Pasuruan, Adi Wibowo.
Keduanya hadir dalam acara Capacity Building dan Penguatan Ideologi Politik dan Organisasi (Ideopolitor) yang diadakan PDM Kota Pasuruan di Rumah Makan Kebon Pring, Ahad (5/11/23).
Dalam sambutannya Abu Nasir mengapresiasi Mas Adi, sapaan akrab Adi Wibowo, yang sering hadir di acara Muhammadiyah Kota Pasuruan.
Untuk itu pantun Ketua PDM Abu Nasir dibacakan untuk menyambut tamu istimewa yang hadir itu.
Pagi-pagi sepedaan
sepedaan keenakan gak balik-balik
Mas Adi ini orangnya enak
dan termasuk orang baik
“Semoga menjadi wali kota masa depan,” ucap Abu Nasir diaminkan seluruh peserta Capacity Building.
Selanjutnya Abu Nasir menyampaikan, ada dua pembeda Capacity Building yang diadakan oleh PDM Kota Pasuruan dari PDM lainnya.
Dua hal tersebut ungkap Abu Nasir, pertama, Capacity Building menghadirkan pejabat pemerintah, meskipun ini adalah acara internal khusus untuk para pimpinan.
“Dalam kesempatan kali ini yang hadir wakil wali kota Pasuruan, Mas Adi,” ungkapnya.
Kedua, lanjut Abu Nasir, seluruh peserta Capacity Building yang terdiri dari pimpinan harian, ketua majelis lembaga, kepala Amal Usaha Muhammadiyah, Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan Pimpinan Daerah Aisyiyah memakai seragam yang sama.
Urgensi Penguatan Ideopolitor
Abu Nasir mengungkapkan, sekarang ini manusia berada di pasar bebas ideologi. Keadaan di mana hampir mengarahkan manusia kepada pemikiran hidup yang nihil dan absurd. Tidak punya harga.
Beberapa peristiwa terakhir ini ungkap Abu Nasir menunjukkan hal itu.
“Contoh adalah bunuh diri di Pasuruan karena tidak disapa oleh pacarnya,” terangnya.
Pasar bebas itu lanjutnya bisa menggerus keimanan, keyakinan dan spirit pengurus dan warga Muhammadiyah untuk berjuang di Persyarikatan.
“Untuk itu perlu diadakan penguatan ideopolitor dan capacity building,” jelasnya.
Dengan acara ini maka akan semakin meyakinkan bahwa manhaj dan ideologi Muhammadiyah bukan hanya sekadar paham dan manhaj yang biasa saja, tapi bersumber pada al-Quran dan Sunnah.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, acara semacam ini bisa meningkatkan daya tahan dan imunitas dari manhaj yang bertebaran dan ikut-ikutan aliran lain.
“Kalau sudah di Muhammadiyah tidak perlu takut menunjukkan identitas kemuhammadiyahan. Sehingga tidak ada yang mengundurkan diri dan migrasi ke organisasi lain,” ujarnya.
Penulis Dadang Prabowo Editor Sugeng Purwanto