PWMU.CO – Warcil SD Mudipat mewawancarai Wakil Ketua MPI PP Muhammadiyah Widiyastuti SS MHum di sela Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Majelis Pustaka, Informasi, dan Digitalisasi (MPID) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.
Acara itu berlangsung di Aula Mas Mansur Gedung Muhammadiyah Jatim, Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya, Sabtu (4/11/2023).
Saat rehat, Warcil (wartawan cilik) SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Surabaya, Syifa Althofunnisaa Mustawan (kelas V-C), dan Eldio (Kelas V-C), mendekati Widiyastuti untuk mewawancarai.
Widiyastuti ada keturunan kelima atau canggah KH Ahmad Dahlan.
”Saya Eldio wartawan cilik SD Muhammadiyah 4 Surabaya, ingin meminta waktunya sebentar untuk mewawancarai ibu,” ujar Eldio meminta izin untuk memulai wawancara.
”Boleh, silakan, kalian mau tanya apa,” jawab Wiwid, panggilan akrabnya.
Eldio menanyakan bagaimana perasaan Wiwid menjadi keturunan dari pendiri Muhammadiyah.
“Senang, bangga, atau bisa dibilang menjadi lebih semangat dan semakin kuat dalam membesarkan Muhammadiyah dan Aisyiyah. Wong kalian saja anak kecil juga ikut membesarkan Muhammadiyah, masak keturunan pendiri Muhammadiyah tidak ikut membesarkan Muhammadiyah,” katanya.
Kemudian Eldio lanjut menanyakan apa efeknya dalam kehidupan sehari-hari. Wiwid menerangkan semua nilai-nilai yang ditetapkan oleh Muhammadiyah dan Aisyiyah sudah diterapkan oleh dia dan keluarganya. Semua keputusan Muhammadiyah, keputusan tarjih diterapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dia juga minta kepada semua keluarga, anak-anak, dan saudaranya agar ikut berpartisipasi dalam kegiatan Muhammadiyah baik tingkat ranting, cabang, daerah maupun wilayah.
“Berpartisipasi dalam kegiatan Muhammadiyah tidak harus di tingkat pusat, di mana saja boleh,” tandasnya.
Giliran Syifa mengajukan pertanyaan. ”Bagaimana caranya menjadi orang sukses seperti ibu?”
Menjawab pertanyaan itu Wiwid menjabarkan caranya. “Pertama ikhlas dalam menjalankan segala sesuatu. Mengerjakan segala sesuatu harus ikhlas karena Allah seperti yang diajarkan oleh KH Ahmad Dahlan. Dengan begitu insyaallah diberi jalan dan kemudahan,” ujarnya.
Wiwid lalu melanjutkan, kalau ingin sukses, harus pandai membagi waktu dan memilih prioritas. Kapan saatnya belajar, saatnya berorganisasi, saatnya berkumpul dengan keluarga, saatnya berkumpul dengan masyarakat, itu harus bisa dibagi dengan baik, sehingga kita bisa diterima dengan baik oleh Masyarakat.
Kemudian dia menekankan pentingnya belajar. “Jadilah orang yang selalu belajar. Saya meskipun sudah tua, sekolahnya sudah selesai, saya tetap belajar. Kalian harus jadi generasi yang pembelajar, orang yang suka belajar,” tandasnya.
Terakhir, Syifa meminta nasihat kepada Wiwid. Dia lalu memberi nasihat. Pertama, agar siswa-siswi rajin belajar, serius mencari ilmu, dan menjadi generasi pembelajar.
“Kedua, belajar berbicara, berani berbicara, berani mengungkapkan pendapat karena kalau sejak kecil kalian sudah terbiasa berani berbicara, menyampaikan apa yang dirasakan, menyampaikan apa yang dipikirkan maka kalian tidak akan menjadi generasi yang iya-iya saja, tetapi generasi yang punya pendapat,” katanya.
“Ketiga, untuk kalian dan seluruh anak Indonesia jadilah anak yang saleh, salehah, bermanfaat untuk keluarga, masyarakat, agama dan bangsanya,” ujarnya
Lalu Wiwid menandaskan pada generasi muda harus tetap cinta Indonesia. “Tanamkan sejak kecil ada merah putih di dadamu, ada garuda pancasila di dahimu. Terakhir yang tak kalah penting tetaplah beristiqomah dalam bermuhammadiyah,” pesannya.
Penulis Anang Pujimanto Editor Sugeng Purwanto