PWMU.CO – Kenikmatan melalui ibadah shalat tema khutbah Jumat yang disampaikan Muh Alim Muzakki siswa SMA Muhammadiyah 4 Sidayu (Smamsi) Gresik Jawa Timur di Masjid Ad-Dakwah, Jumat (3/11/2023).
Dalam khutbahnya, dia mengatakan kenikmatan berupa dilapangkan dada untuk beriman dan mengesahkan-Nya. Kenikmatan berupa diwajibkan shalat sebagai rasa tunduk terhadap kebesaran-Nya dan rasa khusyuk terhadap keagungan-Nya.
“Allah mewajibkan shalat setelah mewajibkan untuk mengesahkan-Nya dan mengimani Rasul-Nya. Barang siapa yang menjaga shalat, maka dia akan diberi cahaya, petunjuk, dan keselamatan pada hari kiamat. Barang siapa yang tidak menjaga shalat, maka dia akan mendapati kegelapan, kesesatan, dan kehancuran pada hari kiamat,” ucapnya.
Keutamaan shalat ini terkandung juga didalam kalimat syahadat, Asyhadu Allaa illa ha illAllah. Kalimat yang dengannya terbentuk agama islam ini. Kalimat yang dengannya berdiri tegak kiblat kita. Kalimat ini adalah identitas umat muslim dan merupakan kunci menuju kehidupan akhirat yang penuh dengan keselamatan.
“Shalat merupakan perkara terpenting bagi seorang muslim. Pada hakikatnya, shalat merupakan barometer keimanan dan keselamatan,” tegasnya.
Barang siapa yang menyia-nyiakan shalat, maka secara otomatis amalan-amalan dia yang lain pun akan ikut terbengkalai. Shalat merupakan tiang dan penopang agama. Sebagaimana yang disebutkan didalam hadis Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wasallam, yang artinya “Inti (pokok) segala perkara adalah islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat”. (Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Syariat Shalat
Dia menambahkan syariat lain selain shalat, adalah seperti tali dan kayu penguat atau yang semisalnya. Seperti permisalan sebuah rumah yang terbuat dari ilalang yang tidak membutuhkan tiang pancang, maka rumah tersebut tidak ada apa pun yang bisa kita manfaatkan darinya.
Sehingga tolak ukur diterima atau tidaknya semua amalan, bergantung erat dengan diterima atau tidaknya shalat kita. Jika Allah menolak shalat kita, maka gugur juga amalan kita yang lain.
Syariat shalat adalah yang pertama kali diwajibkan didalam agama ini. Shalat merupakan identitas terkhir yang akan mengategorikan seseorng masih beragama islam atau bukan. Seorang muslim akan lurus agamanya dan baik amalannya jika dia melaksanakan shalat sesuai yang diajarkan Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam.
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda. (HR.Bukhari) “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat.”
Tidak dapat dipungkiri, shalat merupakan penyejuk mata bagi seorang mukmin. Tempat di mana orang-orang yang khusyuk di dalamnya mendapatkan kelezatan jiwa.
“Hal itu merupakan karunia yang Allah berikan untuk hamba-hamba-Nya yang beriman. Walaupun Allah ta’ala memerintahkan kita untuk beribadah, dan memberitakan bahwa tujuan kita diciptakan adalah untuk beribadah kepada-Nya,” jelasnya.
Namun, bukan berarti Allah membutuhkan ibadah kita. Tidak ada manfaat yang Allah ambil dari ibadah kita kepada-Nya dan Allah pun tidak menginginkan ibadah kita. Hal itu dikarenakan Allah mahakaya, mahasempurna, dan maha kuasa.
“Salah satu tips untuk meningkatkan semangat kita didalam melaksanakan kewajiban shalat adalah dengan memperbaiki niat,” katanya.
Ketika seseorang berpikir bahwa shalat merupakan kewajiban saja tanpa melihat shalat sebagai kebutuhan, sering kali dia akan melaksanakan shalat sebatas untuk menggugurkan kewajiban saja. Dia merasa terbebani dengan kewajiban shalat tersebut.
“Harus kita ketahui, semua manfaat dan buah dari ibadah yang kita lakukan itu akan kembali kepada diri sendiri. Hal itu dikarenakan manusia adalah makhluk lemah, miskin, dan tidak sempurna,” tambahnya.
Allah ta’ala berfirman, Dan barang siapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya” sendiri, dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku maha kaya. (an-Naml 40).
“Barang siapa yang menjaga shalatnya lima waktu, maka shalat itu akan menjadi cahaya, bukti dan keselamatan baginya pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, bukti, dan juga tidak mendapatkan keselamtan. Dan pada hari kiamat, orang yang tidak menjaga shalatnya itu akan bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan ubay bin khalaf” (HR. Ahmad)
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassllam bersabda, yang artinya, “Barang siapa yang menjaga shalat lima waktu, maka shalat itu akan menjadi cahaya, bukti dan keselamatan baginya pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, bukti, dan jaga tidak mendapat keselamatan. Dan pada hari kiamat, orang yang tidak menjaga shalatnya itu akan bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan ubay bin khalaf.” (HR. Ahmad)
Berdasarkan ayat-ayat dan hadis diatas, dapat kita simpulkan bahwa shalat kita, ibadah kita, semuanya kembali untuk diri sendiri. Walaupun Allah ta’ala memerintahkan kita untuk beribadah, bukan berarti Allah ta’ala membutuhkan ibadah kita. Allah mahakaya, mahasempurna, dan tidak membutuhkan apapun dari ciptaan-Nya.
Maka, tegasnya, sudah sepantasnya bagi setiap muslim untuk serius dan perhatian terhadap shalatnya. Shalat merupakan penghubung antara dirinya dan rabbnya.
Mari, ajaknya, setiap muslim untuk memperhatikan rukunya, kewajibanya, sunnah-sunnahnya, dan apa-apa yang berkenan denganya. Menjalankan shalat dengan penuh kekhusyukan dan ketenangan. Sehingga shalatnya diterima oleh Allah dan ia memperoleh balasan yang sangat besar. (*)
Penulis Chilmiyati. Editor Ichwan Arif.