PWMU.CO – BRIN danai riset tim dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya pada mantan narapidana (napi) teroris. Risetnya berjudul, “Pengembangan Model Deradikalisasi Berbasis Karakter Moderasi dan Pemberdayaan Ekonomi Pada Napi Mantan Teroris/Napiter, Studi Kasus di Yayasan Lingkar Perdamaian/YLP di Desa Tenggulun, Solokuro, Lamongan”.
Ini berdasarkan Surat Keputusan Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Nomor:37/II.7/HK/2023 tentang Penerima Program Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) Gelombang 4. Proposal riset tim ini lolos didanai selama dua tahun oleh BRIN.
Ketua Tim Riset ialah Dr Sholikhul Huda SHI MFilI. Di UMSurabaya, Sholikh ialah Dosen Filsafat Islam Prodi Studi Agama Fakultas Agama Islam (FAI), Dosen Islamic Studies Pascasarjana, Sekretaris Direktur Pascasarjana, dan Direktur InSID for Research and Humanity (IRH) dan Peneliti Utama di Pusat Pengkajian-Pengembangan Masyarakat Islam (P3MI) Pascasarjana. Dia juga Anggota Pusat Asosiasi Studi Agama Indonesia (ASAI).
Anggota tim riset terdiri dari dua dosen UMSurabaya. Yakni
Dr Warsidi MM, Dosen Keuangan Syariah Pascasarjana, Kaprodi S2 Hukum Ekonomi Syariah (HES), serta Peneliti Utama dan Pakar Keuangan Syariah di Pusat Pengkajian-Pengembangan Masyarakat Islam (P3MI) Pascasarjana.
Sedangkan Dr Hambal Shofwan MPdI, Dosen Pendidikan Islam Pascasarjana, Direktur Eksekutif Pusat Pengkajian-Pengembangan Masyarakat Islam (P3MI) Pascasarjana, dan Pakar Pendidikan Islam dan Pengurus di Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP).
Latar Riset
Kata Sholikh, “Latar dari riset tersebut berangkat dari problem aksi gerakan radikalisme terorisme yang marak terjadi Indonesia. Aksi tersebut berdampak pada situasi ketakutan dan ketidakamanan yang terjadi di kalangan masyarakat dan jika dibiarkan dapat menuju disintegrasi bangsa Indonesia.”
Sehingga, sambung Sholikh, ini menjadikan pemerintah Indonesia membuat lembaga Badan Nasional Pencegahan Teroris (BNPT) yang fokus dan berfungsi untuk program pencegahan dan penangan terhadap pelaku teror di Indonesia.
Selain pemerintah, kata Sholikh, ada juga sebagian kelompok masyarakat ikut membantu dalam pencegahan dan penanggulangan aksi terorisme. Yakni dengan mendirikan sebuah lembaga Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) yang bermarkas di Desa Tenggulun Solokuro Lamongan.
“Lembaga ini didirikan oleh Dr Ali Fauzi MPdI, mantan aktivis Jamaah Islamiyah (JI) dan adik dari trio bomber Indonesia (Amrozi, Ali Ghufron, Ali Imron),” ungkapnya, Kamis (9/11/2023).
Lembaga ini bertujuan untuk menampung, membina dan memberdayakan para mantan napi teroris dan keluarga yang sudah sadar dan taubat untuk hidup normal kembali di tengah masyarakat.
Pola lembaga dalam kerja deradikalisasi adalah dengan penguatan ideologi moderasi dan pemberdayaan ekonomi bagi para mantan napi teroris. “Pola ini ternyata mendapat respon bagus bagi para mantan teroris, sehingga dari latar ini kemudian peneliti tertarik untuk meriset lebih dalam bagaimana pola deradikalisasi kepada mantan teroris berbasis penguatan ideologi moderat dan pemberdayaan ekonomi,” terang Sholikh.
Ke depan, hasil dari riset ini akan dibuat artikel dan buku. “Agar dapat menjadi sumber rujukan dan dapat dijadikan prototipe dalam program deradikalisasi berbasis masyarakat,” imbuhnya.
Sebab, dia menilai, selama ini ada opini negatif terkait pola-pola deradikalisasi yang dilakukan pemerintah. Bahkan sering terjadi, dendam dari keluarga yang dianggap teroris. “Maka menjadi penting kalau kemudian melibatkan peran masyarakat yang punya kepedulian terhadap persoalan terorisme di Indonesia atau saya sebut dengan istilah ‘Deradikalisasi Semesta’,” terangnya. (*)
Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni