PWMU.CO – Korkom IMM UINSA (UIN Sunan Ampel Surabaya) dilantik di Gedung PWM Jatim Jl. Kartomenanggal Surabaya, Ahad (5/11/2023).
Wakil Ketua PWM Jawa Timur Dr M Sholihin Fanani dalam sambutannya menyampaikan, kader-kader Korkom dan Komisariat UINSA untuk tetap memperhatikan identitas IMM sebagaimana tercantum dalam Sistem Perkaderan Ikatan.
Identitas itu harus diwujudkan dalam poros perjuangan IMM seperti pendidikan, dakwah, dan organisasi.
”Tanpa adanya implementasi identitas dari IMM serta poros yang disasar dari perkaderan IMM sendiri maka seseorang itu tidak dapat disebut sebagai seorang kader sejati,” katanya.
Fajrul Islam At-Tsauri, perwakilan Forum Komunikasi Alumni (Fokal) IMM UINSA, mengatakan, orang yang sukses adalah orang yang berpikir cara, dan orang yang gagal adalah orang yang mencari kesalahan orang lain.
”Sejauh mana kesuksesan kita dalam berorganisasi dapat diukur dengan sejauh mana kita terlibat dalam menyelesaikan masalah dalam organisasi,” katanya.
Najih Prasetyo, Sekretaris Jenderal PP Pemuda Muhammadiyah, bicara pentingnya meneguhkan kepercayaan diri kader.
Bagaimana kader IMM UINSA ini dapat berusaha melewati segala tantangan yang ada dengan mengutamakan kepercayaan diri atas setiap langkah yang dibuat.
”Segala pikiran yang dihadirkan dalam segala upaya kaderisasi jika memang berpijak pada dasar yang jelas, maka lakukan,” ujarnya.
Mantan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IMM ini juga menambahkan, Korkom IMM UINSA harus mempertimbangkan aspek kolaborasi dan konsistensi dalam gerakan.
”Jika aspek kolaborasi hingga konsistensi tidak dilakukan bersama dengan kekuatan-kekuatan yang ada hari maka akan terhapus dan tidak akan dapat diperhitungkan,” ujarnya.
Selaras dengan Najih, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IMM, Abdul Musawwir Yahya, mengatakan pentingnya mengubah mindset insecure (tidak percaya diri) dalam menggagas atau melakukan gerakan baik perubahan maupun pembaharuan.
“IMM UIN Sunan Ampel harus menghadirkan visi atau pikiran-pikiran besar ke depan, visi ke depan jika tidak hadir maka tidak akan pernah dilaksanakan,” tuturnya.
Dia juga mempertegas pentingnya solidaritas dalam gerakan. Segala gerakan yang dicetuskan bersama tanpa adanya solidaritas maka akan hancur dengan sendirinya. Maka kader harus segera memperbaiki mindset insecure dengan menghadirkan ide-ide besar. Selanjutnya menguatkan kembali solidaritas untuk gerakan yang lebih masif.
M Miftahul Firdaus Su’udi, Ketua Umum DPD IMM Jawa Timur, menyatakan pentingnya upaya kolaborasi.
Komisariat sebagai akar rumput yang diperhitungkan sebagai laboratorium pergerakan yang nyata harus diisi dengan agenda yang kontributif untuk masyarakat dan kolaboratif dengan elemen-elemen yang ada.
”Komisariat adalah tulang punggung IMM, karena komisariat adalah garda terdepan untuk membuat gerakan nyata yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Pimpinan Cabang, Pimpinan Daerah dan Pimpinan Pusat akan menjadi support system bagi kader-kader semua,” katanya.
Ramadani Jaka Samudra, Ketua Umum Pimpinan Cabang (PC) IMM Kota Surabaya menyampaikan arah gerak PC IMM Kota Surabaya. Salah satunya melakukan agenda kolaborasi dalam gerakan-gerakan kemahasiswaan.
Harapan Rama, kader IMM se-Surabaya khususnya Korkom IMM UINSA dapat turut melakukan agenda serupa dalam lingkungan kampus.
Output kolaborasi ini memengaruhi arah peta politik IMM di ranah kampus. Sejauh mana IMM menampakkan kompetensi yang ia miliki dalam persaingan politik kampus.
Punulis M Tanwirul Huda Editor Sugeng Purwanto