PWMU.CO – Revitalisasi ideologi, politik, dan organisasi dikupas Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur (Jatim) Dr dr Sukadiono MM, Ahad (5/11/2023).
Hal ini dia bahas pada Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jombang menggelar Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) bertajuk Capacity Building Ideopolitor: Revitalisasi Ideologi Politik dan Organisasi. Sebanyak 211 peserta hadir di Gedung Bung Tomo Pemkab Jombang.
Menurut Sekretaris PDM Jombang Hadi Nur Rohmat, peserta Rapimda terdiri dari 24 UPP, majelis, atau lembaga, 7 organisasi otonom (ortom), 35 amal usaha Muhammadiyah (AUM), dan 22 Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM).
Ketua PDM Jombang Dr Ir Abdul Malik MP saat pidato iftitah berpesan, “Kuasai langit agar dapat mengendalikan bumi. Artinya, kalau Muhammadiyah Jombang ingin eksis dan berkembang luas dengan menebar kebermanfaatan untuk umat, merealisasikan dakwah amar makruf nahi mungkar dengan baik, maka harus menguasai ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi dengan baik!”
Selanjutnya, Abdul Malik menjelaskan, kegiatan ini adalah laporan kinerja dengan menampilkan foto, video dan capaian target secara kuantitatif sebagai bukti telah melaksanakan tugas. “Bukan sekadar laporan program kerja yang tidak terukur dan dapat dibuktikan kegiatannya,” ujarnya.
Setelah itu, ada penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) alias kerja sama proyek pembangunan Jombang Muhammadiyah Center (JMC). JMC menjadi program unggulan PDM pada periode ini.
Ada juga penandatanganan surat pernyataan komitmen bekerja di AUM untuk mahasiswa S2 program beasiswa dengan UMMalang dan UMSurabaya. Kemudian, ada pemberian bantuan subsidi untuk guru TPQ dan guru SD/MI Muhammadiyah.
Revitalisasi Ideopolitor
Selanjutnya, Ketua PWM Jatim Dr dr H Sukadiono MM menjelaskan revitalisasi ideopolitor. Dia menekankan tiga hal.
Pertama, ideologi. “Peneguhan ideologi adalah program prioritas dengan tiga tantangan,” ujarnya.
Ketiga tantangan itu meliputi kerapuhan ideologi, di mana banyak warga Muhammadiyah yang meragukan ideologinya; pergeseran ideologi, menduakan dengan ideologi lain namun mengaku Muhammadiyah; dan pembangkangan terhadap ideologi Muhammadiyah.
“Di dalam mengaku Muhammadiyah namun di luar menjelek-jelekkan Muhammadiyah,” contohnya.
Hal kedua yang Suko, sapaan akrabnya, bahas ialah organisasi. Dia lantas mengungkap lima indikator organisasi dikatakan sukses. Pertama, change (berubah). Ini menimbulkan resistensi.
Berikutnya, dream (mimpi). Organisasi yang sukses, memiliki visi dan target. Selain itu ada empowering (memberdayakan). Juga ada love (cinta). Terakhir, role model (panutan), sehingga sesuai antara perkataan dan perbuatan.
Dokter Suko lanjut membahas hal ketiga, politik. “Menjauhi politik praktis, secara kelembagaan menjaga jarak yang sama dengan partai mana pun. Muhammadiyah mendorong kader Muhammadiyah untuk menjadi anggota legislatif,” tegasnya.
Secara institusi, sambung Suko, Muhammadiyah tidak mendukung salah satu paslon capres cawapres namun memberikan indikator-indikator yang dapat dijadikan pedoman. Terkait ini, dia mengungkap tiga karakter kenabian. Yakni meneladani sifat wajib para Nabi, meneladani sifat kepemimpinan Nabi, dan meneladani akhlak Nabi.
Sesi terakhir, ada laporan kinerja dari UPP/majelis/lembaga dengan menayangkan foto dan video kegiatan kepada seluruh peserta Rapimda. Ada pula sesi tanya jawab yang berlangsung hangat dan interaktif. (*)
Penulis Juni Muslimin Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni