Antara Surabaya dan Gaza oleh Ridwan Manan, Pengajar Pondok Pesantren al-Fattah Sidoarjo, anggota LP2M PDM Sidoarjo.
PWMU.CO – Tulisan ini bukan untuk mengukur jarak antara Surabaya-Gaza. Bukan pula membandingkan keindahan di antara kota keduanya.
Surabaya dan Gaza sama-sama mempuyai nilai sejarah kepahlawanan dalam mengusir penjajah.
Setiap tanggal 10 November diperingati bangsa Indonesia sebagai Hari Pahlawan untuk memperingati jasa-jasa pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Pekik takbir Allahu Akbar membahana seantero Surabaya dan sekitarnya dikomando oleh Bung Tomo untuk membakar semangat mujahid arek-arek Suroboyo mengusir penjajah yang ingin kembali menduduki tanah air.
Pekik Allahu Akbar dalam buku pelajaran sejarah di sekolah sudah mulai lenyap. Entah mengapa lupa atau sengaja dilenyapkan untuk menghilangkan jejak sejarah perjuangan umat Islam di Indonesia.
Laskar Hizbullah dan Sabilillah lahir dari kandung para ulama dan santri tak pernah gentar menghadapi penjajah walau dengan senjata sederhana bambu runcing dan senjata hasil rampasan dari tentara Jepang.
Perlawanan dengan senjata yang tidak seimbang antara sekutu dengan para mujahid di komandoi para ulama dan santri tak merontokkan semangat dalam berjuang.
Bung Tomo sang komando ketika membakar semangat perang di depan mikrofon RRI Surabaya menggunakan teks Arab pegon membuktikan dia seorang santri yang mempunyai semangat yang tinggi dalam berjihad.
Brigadir Jenderal AWS Mallaby dan Brigadir Jenderal Guy Loser Symonds, dua jenderal tewas dalam waktu yang berdekatan di medan konflik Surabaya.
Tewasnya sang jendral membuat marah Inggris. Lalu mengultimatum arek-arek Surabaya agar meletakkan senjata yang dianggap teroris. Kalau menolak Surabaya dibumihanguskan.
Maka pecahlah perang yang heroik sepanjang sejarah di Surabaya pada tanggal 10 November 1945 dikenal dengan Hari Pahlawan.
Gaza
Sejak penjajahan dan perampasan tanah Palestina yang dilakukan Israel tahun 1948, tidak pernah berhenti rakyat Palestina melawan penjajah Israel.
Sampai saat ini korban yang syahid dari rakyat Palestina sejak meletus perang 7 Oktober sampai 10 November 2023 mencapai angka 10.000 lebih.
Persenjataan Israel yang dibantu Amerika dan sekutunya tak menggentarkan surut pasukan Hamas dan rakyat Palestina melawan penjajah Zionis.
Dalam dada mereka hanya semagat jihad membela Islam, membela kehormatan tanah air Palestina, dan mati syahid.
Menang dan kalah adalah kehendak Allah, tugas manusia berjuang di jalanNya , selanjutnya bertawakal pada Allah.
Nilai-nilai yang kita warisi
Semangat dan pengorbanan harta dan jiwa dari para syuhada yang membela tanah airnya demi tegaknya dakwah Islam di tanah air Indonesia maupun di Gaza Palestina patut kita warisi.
Pertama, kesabaran dalam berjuang. Kalau tidak ada kesabaran dari para mujahid mungkin kita sekarang tidak bisa menikmati kemerdekaan di negeri ini.
Begitupun mujahid Palestina dengan wilayah yang hanya tinggal 20 persen akan hilang dari peta dunia.
Allah berfirman
قُلْ يٰعِبَادِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوْا رَبَّكُمْ ۗلِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوْا فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗوَاَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةٌ ۗاِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Katakanlah (Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu.” Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas. (Az-Zumar 10)
Kedua, keberanian dalam membela dan menegakkan kebenaran. Setiap perjuangan pasti ada risikonya. Hidup mulia atau mati syahid.
Keberanian dalam berjuang menumbuhkan kekuatan. Walaupun musuh dengan peralatan senjata yang canggih dan didukung sekutunya tidak membuat jiwa kepahlawanannya lemah. Tentu keberanian yang didasari ridhoNya.
Allah akan memberi mereka petunjuk, membantu mereka membulatkan tekad, dan memberikan bantuan, sehingga mereka memperoleh kemenangan di dunia serta kebahagiaan dan kemuliaan di SurgaNya
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
Orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik (Qs Al Ankabut 69)
Ketiga, istiqomah dalam berjuang. Sikap istiqomah harus ditanamkan dalam nilai-nilai spritual, ibadah syariah, akhlak karimah muamalah dan perjuangan di jalan Allah.
Istiqamah menjadi landasan utama dalam sikap hidup. Perihnya perjuangan dengan harta dan jiwa diterima dengan sabar dan tawakal, tidak luntur dengan godaan dunia dan negoisasi yang ditawarkan musuh.
Tidak goyah dengan iming-iming harta benda yang dijanjikan musuh sebagai ganti mengangkat senjata.
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا ۚ إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Hud 112)
Nilai-nilai luhur dan keteladanan yang perlu kita warisi dari para syuhada dan pahlawan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Semoga para pahlawan mendapatkan ampunan dan rahmatNya dan para pejuang Palestina diberikan pertolongan dan kemerdekaan.
Editor Sugeng Purwanto