PWMU.CO – Ketika editor buku serial Dilan berbagi tips menulis novel iap terbit. Hal tersebut disampaikan Ilham Miftahuddin, Jumat (10/11/23).
Editor Mizan Publishing itu menyampaikannya dalam “Pelatihan Menulis untuk Anak” yang digelar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Kabupaten Sidoarjo. Kegiatan yang bertempat di ruang rapat lantai II Disperpusip itu mengundang satu siswa dan satu guru pendamping.
Pada pembukaan, Kabid Pelayanan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kab Sidoarjo Erna Kusumawati, berpesan, jika literasi itu penting untuk dilakukan. “Karena berliterasi itu bukan hanya membaca tapi juga menulis dengan baik. Buku ibarat api yang tak kunjung padam, karena merupakan sumber ilmu,” ujarnya.
Sementara itu, Korwil Mizan Publishing Bagian Indonesia Timur Iswati memberi apresiasi pada Disperpusip Kabupaten Sidoarjo. Dia menyampaikan kekagumannya pada Disperpusip Sidoarjo. “Saya beberapa kali berkeliling di Dinas Perpustakaan, dan baru di Sidoarjo yang membuka pelayanannya sampai Sabtu-Ahad,” ungkapnya.
Mendapatkan Ide Cerita
Pada acara inti, narasumber Ilham Miftahuddin menjelaskan tentang bagaimana memahami novel serta cara mengolah ide dan premis cerita. “Pekerjaan sebagai editor berkaitan dengan penyuntingan teks. Yakni bagaimana teks bisa enak dibaca. Karena menulis buku tidak hanya tulisannya benar, namun juga sesuai dengan karakter pembaca,” tuturnya.
Novel, lanjut dia, merupakan salah satu jenis karya sastra yang berbentuk prosa. “Berbeda dengan cerita pendek, novel memiliki cerita yang lebih rumit (kompleks) dan lebih luas,” paparnya.
Selain itu, novel juga memiliki panjang halaman yang bervariasi, dan sangat bergantung pada target pembaca. “Untuk remaja 12-17 tahun memiliki jumlah halaman 240-360 halaman. Sementara untuk pembaca fiksi umum dan dewasa 18 tahun ke atas, jumlah halaman antara 280-400 halaman,” terangnya.
Alumnus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, itu juga mengatakan, hal yang pertama yang dilakukan penulis adalah mendapatkan ide tulisan. “Jika sudah dapat ide, maka selanjutnya disampaikan ke premis,” jelasnya.
Pada premis, sambungnya, beberapat rumus yang dapat digunakan adalah hero/tokoh utama yang tidak sempurna dan diliputi masalah. Kemudian tujuan utama hero melakukan perjalanan, misalnya masalah, keinginan dan kebutuhan. “Lalu ada pernyataan tema, yakni transformasi yang akan dihadapi hero dan pertaruhan besar,” ucapnya lalu memberi contoh premis dari novel Orang Tak Dikenal.
Selain premis, kunci lain dari menulis novel adalah menghidupkan tokoh yakni melalui karakternya. Kemudian juga perlu untuk setting cerita berbasis riset. Juga membuat peta cerita/alur, struktur dan outline.
First Reader
Editor Buku Ancika, serial dari Dilan dan Milea itu memberi tips agar penulis novel mencari first reader, pembaca pertama dari karyanya sebelum dikirim ke penerbit. “Dari sana kita akan mendapat feedback dari tulisan kita. Karena ketika sudah masuk ke penerbit, tulisan sudah bersifat kolektif, yakni antara penulis dan editor,” imbuhnya.
Dia juga menyampaikan cara bagaimana mengirim tulisan agar diterima di Penerbit Mizan. Pertama, kata dia, judul harus menarik dan pada tiga paragraf awal tidak membosankan. Tulisan bisa dikirim via email ke Mizan Publishing.
“Cara lain agar buku bisa terbit di Mizan adalah melalui aplikasi Rakata, yakni aplikasi menulis, membaca, dan berbagi cerita. Adik-adik bisa menulis secara online di sana, dan jika viewers-nya banyak, penerbit Mizan akan mempertimbangkan untuk diterbitkan menjadi buku cetak,” kata Ilham.
Kegiatan “Pelatihan Menulis untuk Anak” dihadiri beberapa sekolah undangan, yaitu SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo (Musasi), SMP Kristen Petra Sidoarjo, SMPN 3 Sidoarjo, SMPN 4 Sidoarjo, dan SMPN 5 Sidoarjo. (*)
Penulis: Khansa Ufairah Arissa. Editor Darul Setiawan.