PWMU.CO – Tumbuhkan jiwa patriotisme pada diri siswa, wali kelas III SD Muhammadiyah I Kebomas (SD Muri) Gresik Jawa Timur menggelar pembelajaran spesial berupa belajar dan menyanyikan lagu Nasional, Surabaya karya A Rachman, Rabu (8/11/2023).
Tepat pukul 07.30, semua siswa dan wali kelas III Dra Nur Ismah dan Qomariyah SPd menuju selasar sekolah. Duduk lesehan dengan posisi membanjar, siswa laki-laki sebelah kanan dan siswa perempuan di sebelah kiri menghadap utara, siap belajar hari ini.
Di hadapan 48 siswa tersebut, Qomariyah menyampaikan pentingnya belajar lagu wajib dan lagu nasional yang saat ini hampir terlupakan tergerus oleh perubahan zaman.
“Anak-anak tahu, apakah yang dimaksud lagu wajib dan lagu nasional itu?” tanyanya.
Sejenak hening, kemudian Qomariyah melanjutkan bahwa lagu wajib dan lagu nasional punya perbedaan. Lagu wajib disebut juga lagu kebangsaan. Lagu wajib adalah lambang negara yang menjadi simbol persatuan dan kebanggaan masyarakat Indonesia.
“Contoh lagu wajib adalah lagu Indonesia Raya karya cipta WR Supratman,” katanya.
Sedangkan lagu nasional adalah lagu yang bertemakan cinta pada tanah air Indonesia dan dikenal masyarakat secara nasional. Contohnya lagu Bagimu Negeri karya Kusbini, Indonesia Pusaka karya Ismail Marzuki, Ibu Kita Kartini karya Wage Rudolf Supratman atau yang lebih dikenal dengan nama WR. Supratman.
“Kalau lagu nasional Surabaya karya siapa?” tanya berikutnya.
Sontak siswa menjawab,” A Rachmaaan.”
Memang sejak dua hari sebelumnya wali kelas III ini sudah menyampaikan kepada siswa bahwa mereka akan belajar lagu berjudul Surabaya tersebut. Begini lirik lagunya.
Surabaya
Surabaya Surabaya, oh Surabaya
Kota kenangan, kota kenangan tak kan terlupa
Di sanalah, di sanalah, di Surabaya
Pertamalah, tuk pertamalah kami berjumpa
Kuteringat masa yang telah lalu
S’ribu insan, s’ribu hari hati berpadu satu
Surabaya, di tahun empat lima
Kami berjuang, kami berjuang
Bertaruh nyawa
Dipilihnya lagu tersebut, disesuaikan dengan momen bulan ini Hari Pahlawan Nasional 10 November 2023. Siswa juga dikenalkan dengan tema Hari Pahlawan tahun ini.
Siswa SD Muri, Senin (6/11/2023) menulis lirik lagunya kemudian dipelajari. Sore harinya wali kelas share link video lagu Surabaya ke grup WhatsApp forum orangtua siswa. Esok harinya belajar kembali beserta gerakannya. Selanjutnya, hari Rabunya tampil di panggung ekspresi ini.
“Jadi istilahnya, gerak dan lagu nasional gitu,” tambah Ustadzah Isma seraya tersenyum.
Bergegas semua siswa mengeluarkan kerudung segi empat atau kerudung pasmina aneka warna yang dibawa dari rumah masing-masing untuk dilipat sedemikian rupa sehingga menyerupai syal yang nantinya dipasang dileher untuk pemanis tampilan saat manggung nanti.
Selanjutnya Ustadzah Ismah mengarahkan semua siswa untuk naik panggung dan duduk berjongkok. Siswa putri di bagian depan dan siswa putra dibagian belakang.Dari arah samping kiri panggung, siswa kelas III A Busyro Mikaila Raniya Putri Permana berdiri mengepalkan tangan dan meneriakkan tema Hari Pahlawan tahun ini.
“Semangat Pahlawan untuk Masa Depan Bangsa dalam Menerangi Kemiskinan dan Kebodohan,” karanya.
Kemudian semua siswa menyambut dengan pekik merdeka. “Merdeka…Merdekaa…Merdekaaa.”
Kemudian berurutan siswa turun panggung dan membentuk dua kelompok besar, putra dan putri yang sudah ditentukan sebelumnya. Sebelum tampil Ustadzah Ismah memberi kesempatan kepada mereka untuk berlatih sebentar , kemudian dilanjutkan tampil per kelompok secara bergiliran.
Tepat pukul 09.00 WIB pembelajaran telah selesai. Kegiatan diakhiri dengan sesi foto bersama. Saat berkemas untuk kembali ke kelas siswa menyatakan kegembiraannya. “Senang, senaaaang sekali,” ujar siswa kompak saat Ustadzah Ismah menanyakan perasaan mereka.
“Bersyukur karena kita sudah merdeka dan besok belajar seperti ini lagi ya, Ust,” kata siswa kelas III Al Busyro Achmad Dzakyi Mubaraak ceria.
“Iya senang sekali kita sudah merdeka. Semoga negara Palestina juga segera merdeka dan anak-anak di sana bisa bebas bermain kayak kita,” kata siswa kelas III Al Huda Muhammad Arsyil Alvaro berharap.
Kepala sekolah, Luthfi Arif mengapresiasi pembelajaran ini. “Pembelajaran yang bagus. Saat ini lagu-lagu nasional hampir terlupakan. Selayaknya sebagai pendidik mengajarkan kembali lagu-lagu tersebut melalui sekolah,” ujarnya. (*)
Editor Ichwan Arif.