PWMU.CO – Jihad ekonomi perlu menjadi fokus Muhammadiyah. Hal ini dibahas dalam Kajian Ahad Pagi Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Menganti di halaman Masjid Al-Islah, Sidowungu, Kecamatan Menganti, Gresik, Jawa Timur, Ahad (12/11/2023).
Sebagai pemateri kajian, Bendahara Umum Lembaga Haji dan Umrah Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Ahmad Labib SHI MH menyampaikan tentang jihad ekonomi. Dia mengawali kajian dengan kisah santri KH Ahmad Dahlan yang diminta untuk membaca dan mempelajari Surat al-Maun.
“Sampai berbulan-bulan, para santri itu baru paham makna Surat Al-Maun. Maka mereka mencari orang-orang miskin di sekitar Desa Kauman lalu memberinya makanan dan pakaian yang layak,” tutur Ustads Labib, sapaannya.
Kisah santri inilah, kata dia, yang menjadi cikal bakal perjuangan pendidikan dan sosial Muhammadiyah.
“Itu menjadi awal gerakan sosial atau amar makruf nahi mungkar di bidang sosial. Jadi, mari menjadi umat yang paling baik dengan bermanfaat bagi orang-orang di sekitar kita,” ajaknya.
Dalam pembahasan jihad ekonomi ini, dia menyampaikan bahwa Muhammadiyah dan amal usaha memiliki tugas untuk membangun kesejahteraan.
“Jihad tak perlu bawa senjata atau sejenisnya, tetapi kita bisa melakukannya lewat jalur ekonomi dengan cara mensejahterakan mereka yang berada di naungan Muhammadiyah,” tutur dia.
Menurutnya, terdapat tiga fokus atau sasaran ekonomi yakni ekonomi organisasi, ekonomi pimpinan Muhammadiyah, dan ekonomi warga Muhammadiyah.
“Muhammadiyah itu kaya. Sekarang bagaimana kekayaan Muhammadiyah itu menjadi dasar mengembangkan bisnis organisasi agar menjadi lebih besar,” katanya.
Labib menambahkan, penting juga berfokus pada mereka yang mengurusi amal usaha. Hal ini karena jika para guru atau pengajar di Muhammadiyah lebih sejahtera, maka dunia pendidikan Muhammadiyah akan jauh lebih luar biasa.
“Selain itu, ekonomi warga Muhammadiyah tidak kalah penting. Ini menjadi ciri yang menunjukkan warga Muhammadiyah yang mandiri dan sejahtera,” imbuhnya di akhir kajian.
Kajian Ahad Pagi ini ditutup dengan sesi tanya jawab seputar jihad ekonomi. (*)
Penulis: Rawadan Reza Rachman Editor Mohammad Nurfatoni