PWMU.CO – Pusat Studi Anti Korupsi dan Demokrasi Universitas Muhammadiyah Surabaya (Pusad-UM Surabaya) berkolaborasi dengan Pusat Studi Demokrasi dan Kebijakan Publik Universitas Islam Darul Ulum Lamongan (PSDKP-Unisda) untuk melakukan riset politik jelang pemilu 2024.
Kesepakatan kolaborasi dibuat di sebuah meeting room cafe di Gresik, Selasa (14/11/2023).
Peneliti Utama Pusad UM Surabaya Dede Nasrullah menjelaskan beberapa hal yang menjadi konsentrasi riset adalah soal isu-isu aktual. Mulai popularitas, elektabilitas, gender, sebaran hoax di media sosial hingga soal praktik politik uang.
“Kolaborasi yang kami gagas ini bagian dari penguatan integrasi wacana. Kedua pusat studi ini, selama ini punya konsentrasi yang serius atas isu demokrasi dan lokalitas di daerah masing-masing. Memasuki tahun pemilu 2024, kolaborasi riset menjadi sesuatu hal yang menarik,” ungkap nya.
Dede berharap jika kolaborasi ini bisa memberikan gambaran kepada masyarakat terkait figur dan berbagai problem demokrasi.
“Kami ingin menghadirkan narasi-narasi substansial dalam masyarakat. Sebuah kajian atau survei politik yang otoritatif dan berguna bagi tumbuh kembang demokrasi,” imbuh Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UM Surabaya itu
Direktur PSDKP Unisda Lamongan Midkholus Surur menjelaskan kolaborasi ini penting untuk di lakukan karena masih banyak pemilih yang belum mengetahui terkait dinamika aktual hari ini. Baik terkait peran aktor politik maupun terkait isu-isu aktual di setiap daerah. Selain itu juga, dia menambahkan terkait beberapa daerah prioritas yang akan menjadi fokus riset.
“Untuk awal ini kita akan fokus pada beberapa daerah di Pantura. Ada Lamongan, Gresik, Bojonegoro dan Tuban. Selanjutnya kita akan bergerak pada wilayah-wilayah urban. Survei politik yang kita lakukan ini akan berusaha memetakan potensi caleg dan capres-cawapres. Kami yakin lembaga survei didaerah punya kekuatan lebih dalam memotret profil dan kondisi. Kita yang didaerah lebih paham kondisi sosiologis masyarakat,” mbuh Surur. (*)
Penulus Radius Setiyawan Editor Mohammad Nurfatoni