PWMU.CO – Musywil IPM Jatim akan berlangsung di bulan Desember 2023 mengusung tema IPM Terdepan, Inklusif Berkemajuan.
Ina Afrina Faiqotun Nisa, Ketua Tim Materi Musywil IPM Jatim, menjelaskan, tema tersebut merupakan optimisme PW IPM Jatim di era baru menjadi arah secara nasional.
Dia juga menjelaskan, PW IPM Jatim siap memberikan dukungan terhadap delapan program prioritas hasil muktamar Pimpinan Pusat IPM Ke-XXIII yang lalu.
Program prioritas itu adalah aktualisasi paham Islam berkemajuan, kepemimpinan yang kolaboratif, program inklusif, perencanaan program dan kebijakan berbasis riset dan berkelanjutan, penguatan digitalisasi organisasi, ekosistem perkaderan yang kreatif dan berdampak, spesialisi minat bakat pelajar, serta pendekatan daya saing untuk diaspora kader.
Ina, sapaan akrabnya memaparkan, pada era baru saat ini, IPM beralih dari paradigma ansos (analisis sosial) menjadi paradigma aset.
”Paradigma masalah ini yang dipakai oleh para pendahulu IPM yang masih bersifat defisit. Di era baru ini IPM beralih dari paradigma ansos beralih menggunakan pendekatan masalah ke paradigma aset.
”Menggunakan pendekatan aset berbasis apresiatif inquiry,” ujarnya.
Dia menjelaskan, paradigma aset disusun menggunakan dua metode. Pertama, apresiatif inquiry.
Kedua, teori of change (ToC). Saat ini program nasional IPM sedang mencoba menggunakan metode yang kedua, teori of change.
Memiliki beberapa siklus di antaranya: 1. Input, menganalisa aset dan sumber daya yang dimiliki. 2. Aktifitas, aset yang sudah di analisa di siklus input. 3. Output atau visi misi jangka pendek. 4, Outcome atau visi misi jangka menengah. 5. Impact atau visi misi capaian jangka panjang yang merupakan visi misi utama dari pimpinan.
“Narasi berkelanjutan adalah manifestasi bahwa aktualisasi program tidak sekadar terbatas pada jangka periode ke periode, tapi berkesinambungan antara periode. Tidak terpatok asal berbeda pimpinan, berbeda orang lantas programnya berbeda,” katanya.
Dia juga berharap kepada seluruh kader IPM para generasi z (Gen Z) perlu kesadaran bahwa kita sudah masuk di era baru, yakni perkembangan teknologi AI.
Harapannya, generasi Z bisa memaksimalkan Artificial Intelegence (AI) baik dalam sistem organisasi maupun sistem perkaderan.
“Jika dipetakan juga luas ada perkaderan formal dan perkaderan pendukung, melalui program program perkaderan inilah diharapkan para Gen Z ini dapat membawa perubahan yang inklusif dan berkelanjutan,” tutupnya.
Penulis Ulum Faqih Editor Sugeng Purwanto