PWMU.CO – SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Surabaya terus melaju untuk bersinar dan maju bersama. Dalam rangka menyongsong tahun pelajaran baru 2017/2018, SD Muhammadiyah di Jalan Pucang Anom No.93 Kertajaya, Gubeng, Surabaya ini menggelar acara recharging guru dan karyawan di Auditorium TMB, Sabtu (17/7).
Kepala SD Mudipat Surabaya Edy Susanto MPd dalam sambutannya menyampaikan, recharging yang dilakukan setiap tahun menjelang tahun pelajaran baru bertujuan untuk menggugah jiwa dan mindset yang lama, yakni terlena dalam liburan. Selain itu, recharging juga untuk menyamakan visi-misi menghadapi era yang kian dinamis.
(Baca: Ketika Siswa Australia Belajar Merawat Jenazah Secara Islam di SMAMDA)
“Melalui recharging kita harus bangkitkan terus semangat sebagai guru dan karyawan Muhammadiyah untuk mencipta generasi unggul, berakakter, dan berprestasi,” kata kepala SD berprestasi tahun 2017 tingkat Kota Surabaya.
Prof Daniel M Rosyid, Guru Besar ITS dan Pahri MM, Kepala SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Malang hadir untuk merecharging kepala sekolah dan guru-guru Muhammadiyah dari beberapa daerah di Jawa Timur.
Prof Daniel pada saat berceramah menyentil sisi nurani audiens. Katanya, guru dalam mendidik anak harus menekankan pada prinsip belajar alamiah anak yang kini banyak ditinggalkan guru. Yaitu, eksplorasi (mengerahkan kemampuan), ekspresi (menunjukkan kemampuan), dan experience (mengalami).
(Baca juga: SDM 4 Pucang Galakkan Sarapan Sehat dan Bangun Samodra Beri Ceramah di SDM 4 Pucang)
Mantan Ketua IKWAM Mudipat ini mengungkapkan, sekolah tidak sekedar butuh anak patuh, tetapi perlu anak menjadi tangguh dalam menghadapi masalahnya. Karena sekolah bukan hanya tempat untuk guru bekerja, tapi tempat untuk anak belajar. Anak-anak SD sangat perlu berkeringat, berbeda dengan anak SMP atau SMA yang cocok hanya duduk di bangku. Anak SD perlu lingkungan natural supaya anak mendapat tantangan dalam hidupnya.
“Satu hal yang teramat penting adalah guru jangan merampas sepenuhnya tugas-tugas orangtuanya di rumah. Mari cari formula agar keluarga lebih banyak dilibatkan dalam pendidikan anak kita. Peran edukatif dan produktif keluarga yang akan menyelamatkan anak (suksesnya anak), karena pendidikan keluarga lebih fundamental. Kalau anak-anak sehat dari rumah mereka akan menolong sekolah,” jelasnya.
Sementara pada sesi selanjutnya, Pahri membakar semangat seisi auditorium. Orang nomor satu di sekolah yang baru-baru ini mendapat kunjungan Presiden RI Ir Joko Widodo mengupas tuntas persoalan sumber daya manusia, dan kiat melejitkan prestasi maupun kinerja sekolah.
(Baca: SD yang Boikot Sari Roti Ini Berhasil Kumpulkan Bantuan Kemanusiaan Rp 24 Juta dalam Waktu 5 Hari)
Dijelaskan bahwa sekolah hebat karena komponen di dalamnya yang hebat, kepala sekolahnya, gurunya, karyawannya, dan muridnya semua hebat-hebat. Cara mencipta kondisi demikian tidak mudah, harus dengan cara yang hebat pula. Tradisi yang dilakukan di sekolah maju itu harus tradisi unggul, yakni gurunya harus beretos kerja tinggi dan loyal. Guru harus datang lebih awal menyambut murid, tenaga kebersihannya harus jauh lebih awal untuk membersihkan sekolah.
“Guru harus mantap menjadi guru. Perhatikan performa dan perhatikan kompetensi. Guru harus berhati-hati, jangan-jangan guru yang tidak berwibawa itu adalah dia yang sering menasihati murid sedang ia tidak melaksanakan terlebih dahulu,” tandas pria asli Madura itu.(mly/aan)