PWMU.CO – Rahmat Allah itu tidak dapat dipahami dengan logika dan matematika. Dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarja (Umsida) Dr HM Musfiqon MAg mengatakan hal itu ketika memberi ceramah dalam Pengajian Jumat Pagi (Jumpa) di Masjid At-Taqwa, Babat, Lamongan, (14/7).
“Banyak orang yang tidak sabar untuk mendapatkan rahmat Allah SWT. Padahal rahmat-Nya tidak dapat dipahami dengan logika atau matematika,” ujarnya sambil memberi beberapa contoh.
(Baca: Ketika Pengajian ‘Jumpa’ Membahas Perjumpaan Hamba dengan Tuhannya)
“Kalau kita shalat jamaah akan mendapatkan 27 pahala derajat. Sedekah akan mendapat balasan yang berlipat. Membaca satu huruf dari Alquran akan mendapat sepuluh kebaikan. Semua itu harus kita yakini dan tidak bisa dilogika karena ini masalah agama,” paparnya. Menurutnya, rahmat yang diberikan kepada seseorang berbeda-beda. “Tidak pasti waktunya kapan; tidak bisa diprediksi,” ujarnya.
Untuk menjelaskan lebih jauh soal rahmat Allah, Musfiqon memaparkan tentang fenomena manusia yang sering melampaui batas kemanusiaannya. Sebelum menjelaskan hal itu, dia menyampaikan tentang malaikat yang selalu patuh diperintah apa saja oleh Allah.
“Mereka selalu taat. Tapi ada juga syetan yang selalu berbuat salah. Mereka mengajak hal-hal yang tidak benar,” ujarnya. Nah, lanjutnya, manusia itu adakalanya taat dan adakalanya salah.
(Baca juga: Ini Nasehat Kyai agar Kita Tak seperti 3 Pelaku Kebajikan yang Justru Masuk Neraka)
Sebenarnya, jelas Musfiqon, Allah sangat sayang kepada hamba-Nya sekalipun melampaui batas kemanusiaan. “Agar jangan putus asa dalam menggapai rahmat-Nya. Meskipun berbuat berbagai macam dosa tetap diseru oleh-Nya unyuk menggapai rahmat-Nya,” kata dia sambil membacakan suart Az-Zumar ayat 53. “Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Musfiqon juga menjelaskan bahwa ibadah yang kita lakukan, baik shalat, puasa, zakat, shadaqah, dan lainnya, tidak bisa membawa manusia masuk surga kecuali dengan rahmat Allah SWT.
Hal itu, kata dia, berdasarkan hadits riwayat Muslim dari Jabir ra, disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidak ada amalan seorang pun yang bisa memasukkannya ke dalam surga dan menyelamatkannya dari neraka. Tidak juga denganku, kecuali dengan rahmat dari Allah SWT.”
(Baca juga: Seperti Nabi Muhammad, Kyai Muhammadiyah Ini juga Curhat soal Jauhnya Umat dari Alquran)
Musfiqon lalu memberi resep bagaimana cara mendapatkan rahmat Allah. Pertama, hendaklah meningkatkan iman kita kepada-Nya. “Kedua, berhusnudzan kepada Allah dan ketiga hendaklah membiasakan diri dalam berucap, bersikap, dan bertindak dengan baik. Karena Allah sangat mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan, seperti tersurat dalam Ali Imron ayat 134,” paparnya. “Marilah kita semua berdoa dan berikhtiar untuk menggapai rahmat Allah SWT.”
Pengajian yang diselenggarakan Majlis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Babat yang diketuai Abdur Rohim AMd dengan sekretaris H Muhsin SAg itu diikuti sekitar 150 jamaah. Hadir pula Ketua PCM Babat Drs H Abd Ghofar MM dan Wakil PCM Babat Drs H Munashir dan Drs H Nurkhozin MM. (Hilman Sueb)