T
PWMU.CO – Tokoh HW (Hizbul Wathan) asal Pare Kediri, Drs Arif Setyo Pambudi (64) wafat di RS HVA Tulungrejo setelah rawat inap selama tiga, Kamis (16/11/2023).
Anggota Kwartir Nasional Hizbul Wathon Ramanda M Adji Subur yang juga tetangga almarhum menuturkan, Arif Setyo Pambudi di kalangan HW biasa dipanggil Pak Didik Brewok. Lahir di Kediri 9 Februari 1959. Pensiunan guru SMA Negeri Kandat Kab Kediri. Meninggalkan empat anak dan seorang istri.
Berita kematian Arif Setyo Pambudi berawal dari postingan Sekretaris BUKMU (Badan Urusan Kematian Warga Muhammadiyah) Pare Raya, Muhammad Waliudin pada pukul 09.15 WIB.
“Innalillahi wa inna ilaihi rooji’un, telah dipanggil oleh Allah, nama Arif Setyo Pambudi, Hari/Tanggal: Kamis 16 November 2023, pukul 09.00 WIB, alamat rumah duka Jl Kaca Piring Blok L nomor 9 Tulungrejo Pare Kediri, rencana dimakamkan di TPU Plongko (Utara ) setelah di mandikan dan di kafani oleh tim BUKMU di Masjid al- Mustaqim Jl Yos Soedarso.”
M Adji Subur mengisahkan, kebangkitan HW secara nasional itu diawali tahun 1999. Kwartir Wilayah Jawa Timur adalah kwartir yang pertama dikukuhkan.
Kemudian Ramandha Arif Setyo Pambudi sudah aktif mengikuti kegiatan di Kwartir Wilayah. Lalu merintis kepengurusan HW Kabupaten Kediri.
Ketika HW Kabupaten Kediri berdiri, tokoh HW Arif Setyo Pambudi diberikan amanah sebagai Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan.
Selanjutnya aktif dalam kegiatan kegiatan secara nasional dan yang terakhir diberi amanah sebagai pelatih bidang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan.
Ketika Jambore Nasional di Yogyakarta (2010) almarhum juga masih ikut. Jambore Nasional di Makasar (2015) tidak ikut karena kesehatannya menurun.
Saking cintanya pada HW, plafon rumahnya diukir dengan logo Hizbul Wathon. Setiap ada kegiatan regional maupun nasional selalu ikut.
Dalam dua tahun terakhir ini M Adji Subur mebuturkan, aktivitas almarhum di pentas HW mulai menurun. Kalimat yang diucapkan hanya diekspresikan lewat WhatsApp grup Badan Urusan Kematian Warga Muhammadiyah (BUKMU) Pare Raya. Khususnya menjelang pukul 03.00 WIB, mengajak anggota grup untuk bertahajud. Karena dinilai sebagai pahlawan HW, M Adji Subur akan mengenakan lurup (penutup) jenazah dengan penutup HW.
Menurut dia, Didik Brewok kader contoh. Sebagai pegawai negeri bisa aktif di kepanduan Hizbul Wathan menangani bidang pecinta alam dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
Karena aktivitas itu saat Jambore Nasional pertama di Kota Malang, dia sangat aktif membantu pelaksanaan Jambore yang pertama tahun 2005.
Penulis Dahlansae Editor Sugeng Purwanto