PWMU.CO – Berdialog dengan Allah melalui al-Quran disampaikan oleh Drs H Dloul Qomar Suyuti di Pengajian Ahad Pagi PDM Kota Batu, Ahad (12/11/2023).
Pengajian Ahad Pagi diadakan oleh Majelis Tabligh PDM Kota Batu di Masjid Taqwa.
Pembicara Drs H Dloul Qomar Suyuti, anggota Corps Mubaligh Muhammadiyah (CMM) Malang.
”Siapa yang ingin berdialog dengan Allah swt, bacalah al-Quran. Sebelum membaca al-Quran, sebelum berdialog dengan Allah, ada satu yang harus ada dalam diri kita, yaitu al-fahmu,” katanya
Al-fahmu, sambung dia, artinya pemahaman. Paham yang dimaksud di sini adalah paham tentang posisi al-Quran dalam hidup kita.
”Kita paham karena dibaca, dipahami, dimengerti, dan dilaksanakan apa yang ada dalam al-Quran,” ujarnya.
Ustadz Qomar menjelaskan, posisi al-Quran dalam hidup seorang muslim sebagai petunjuk. Allah swt menyatakan, al-Quran merupakan petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. Sebagaimana tercantum dalam surah al-Baqarah ayat 2: Al-Quran sebagai petunjuk bagi orang bertakwa.
”Setelah memahami al-Quran adalah petunjuk, maka yang kedua kita harus bisa menghadirkan Allah ketika beribadah kepadaNya. Terutama ketika shalat,” jelas Ustadz Qomar.
”Bahkan ketika kita membaca al-Quran, kita harus merasa bahwa kita sedang berdialog dengan Allah, Allah hadir di hadapan kita,” ujarnya.
Ustadz Qomar kemudian menjelaskan, surat dalam al-Quran yang selalu kita baca dalam shalat adalah al-Fatihah. Kebanyakan umat Islam tidak sadar bahwa ketika membaca al-Fatihah sesungguhnya terjadi dialog intens antara seorang hamba dengan rabb-Nya.
Pada saat membaca al-Fatihah, Allah menjawab pada setiap ayat yang dibaca.
Dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi Saw bersabda: Allah berfirman, Aku membagi shalat antara diriKu dan hambaKu menjadi dua bagian. Untuk hambaKu apa yang dia minta. Apabila hambaKu membaca, ”Alhamdulillahi rabbil alamin, Allah ta’ala berfirman,hambaKu memuji Aku.
Apabila hamba-Ku membaca, Ar rahmanir rahiim, Allah berfirman, hambaKu mengulangi pujian untukKu.”
Apabila hambaKu membaca, Maliki yaumiddin; Allah berfirman, hambaKu mengagungkanKu.
Dalam riwayat lain, Allah berfirman, HambaKu telah menyerahkan urusannya kepadaKu.
Apabila hambaKu membaca, Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’in, Allah berfirman, ini antara diriKu dan hambaKu, dan untuk hambaKu sesuai apa yang dia minta.
Apabila hamba-Ku membaca, Ihdinash shirathal mustaqim…. sampai akhir surat, Allah berfirman, ini milik hambaKu dan untuk hamba-Ku sesuai yang dia minta.
Hadits Riwayat Imam Ahmad nomor 7291, Imam Muslim nomor 395.
Dia mengatakan, hadis tersebut memberi penegasan bahwa Allah menjawab bacaan ayat demi ayat dalam surah al-Fatihah. Maka tatkala shalat, saat membaca al-Fatihah, janganlah tergesa-gesa atau cepat-cepat bacaannya, dianjurkan berhenti sesaat setiap selesai membaca satu ayat, karena itu berarti memberi kesempatan pada Allah untuk menjawab bacaan yang dilafazkan.
Ustadz Qomar berpesan, tiada hari tanpa al-Quran di rumah kita. Dengan al-Quran kita akan selalu berkomunikasi dan berdialog dengan Allah.
”Kita jaya, kita kuat kalau al-Quran bersama kita. Kehidupan kita bersama al-Quran insyaallah dicukupi oleh Allah,” ujarnya.
Penulis Khoen Eka Editor Sugeng Purwanto