PWMU.CO – Pesan Imam Syafii tentang ilmu disampaikan dalam pengajian kelas SMP Muhammadiyah 6 Krian (SMP Meka) Sidoarjo, Jumat (17/11/2023).
Pengajian kelas dan silaturahim dilakukan di rumah Muhammad Fahri Ramadhan Perum Pesona Permata Ungu Blok UI 19 Watugolong, Krian, Sidoarjo.
Hadir sebagai pembicara Ustadz Amam Fahrur SH MPd, guru SD Muhammadiyah 2 Krian (SD Mukrida). Pengajian diikuti oleh 77 siswa dari kelas 9 A dan B serta enam guru.
Ustadz Amam membuka tausiyah dengan penjelasan surat at-Taubah: 122.
“Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang) mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.”
Menuntut ilmu, kata dia, adalah kewajiban bagi orang Islam. ”Jangan sampai kamu merasa puas dengan ilmu, karena jika kamu putus dalam menuntut ilmu akan menjadi orang tertinggal, tidak dianggap, dan hilang di muka bumi tanpa ada yang menginginkan kita. Jangan berhenti sampai SMP, SMA tapi harus lanjut ke S1, S2 sampai S3.
Dia lantas menyampaikan pesan Imam Syafii: Barangsiapa yang tidak kuat menahan lelahnya belajar, berarti dia harus siap menanggung perihnya kebodohan.
Orang bodoh, kata Ustadz Amam, itu sakit. Karena mereka akan mudah tertipu, mudah tersesat dan mudah melakukan kesalahan.
”Jadi sudah barang tentu jika sekarang kita lelah, enggan, berarti kita siap menjadi orang yang paling bodoh dan sengsara hidupnya di kemudian hari,” ujarnya.
Kemudian dia menjelaskan enam modal menuntut ilmu.
Pertama, kecerdasan
Setiap kita sudah ditakdirkan dalam keadaan cerdas. Namun kecerdasan yang Allah kasih itu berbeda-beda. Kita tidak bisa melihat ikan dari cara dia memanjat pohon, begitu juga kita tidak bisa menilai kera dari cara mereka berenang. Jika yang kita nilai seperti itu maka selamanya ikan dan kera itu menjadi bodoh.
Kita diciptakan berbeda ada yang pandai Matematika, IPA, berenang, memanah, ada yang pandai berbicara di depan umum. Itulah modal kecerdasan yang Allah berikan kepada manusia.
Kedua, ketekunan
Sikap tekun adalah sikap tidak mudah sambat,mengeluh. Apapun yang terjadi dilakukan meskipun itu berat dia tetap berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai apa yang sudah mereka cita-citakan.
Ketiga, kesabaran
Orang menuntut ilmu itu harus sabar. Sabar mendengar, sabar melihat, sabar mengerjakan, sabar dari gangguan dan godaan.
Keempat, modal
Meskipun dalam menuntut ilmu yang menjadi syarat adalah biaya, namun dalam kitab Ta’limul Muta’allim, dalam proses mencari ilmu adalah yakin pasti ada rezeki untuk yang benar-benar berusaha dan ikhlas menuntut ilmu.
Kelima, petunjuk guru
Dalam menuntut ilmu perlu adalah guru agar yang kita simpulkan tidak terburu-buru. Guru adalah orang yang memberikan arahan dalam perjalanan mencari ilmu.
Keenam, waktu yang tidak sebentar
Ilmu tidak bisa didapat dengan cepat. Rasulullah saja belajar dengan malaikat Jibril dalam menyampaikan wahyu butuh waktu 23 tahun.
Ustadz Amam berpesan kembali kepada siswa SMP Meka supaya selalu upgrade ilmu sesuai perkembangan zaman.
Penulis Yulis Prameswari Editor Sugeng Purwanto