PWMU.CO – UMKM diharapkan mampu jadi socio entrepreneur dan vehicle brand bagi Muhammadiyah.
Demikian disampaikan Wakil Ketua PWM Jatim Prof Dr Nazaruddin Malik saat menutup Rakorwil Lembaga Pengembangan UMKM PWM Jatim di Kapal Garden Hotel Taman Sengkaling Malang, Sabtu (18/11/2023) malam.
“Semoga kegiatan seharian di sini tidak hanya berikan kesan indah, tapi terpenting ada spiritual energi terbarukan untuk memajukan Muhammadiyah bertepatan Milad ke-111 Muhammadiyah,” ucap Nazaruddin Malik yang juga Wakil Rektor 2 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Spirit energi baru tersebut, sambung dia, dapat diwujudkan dengan membangun jejaring usaha Muhammadiyah.
“Menjalankan bidang usaha harus bersifat terbuka sesuai surat Al Qasas: 77. Maknanya, kita diharapkan melakukan journey petualangan untuk mencari rezeki dan berupaya berbuat baik,” katanya.
Nazar mengaku berpengalaman bidang economy finance, sehingga dirinya diamanahi jabatan sebagai Warek 2 UMM selama dua periode yang mengurusi bidang kepegawaian, infrastruktur, dan keuangan.
“Saya mengemban tugas untuk bertanggung jawab mengelola aset-aset UMM. Ada yang tidak produktif jadi produktif, termasuk membeli taman rekreasi Sengkaling ini sebenarnya kegiatan dakwah bahwa menjalankan bidang usaha bersifat terbuka sesuai surat al-Qashash: 77,” paparnya.
Menurutnya, kita harus selalu ingat pada harta-harta kita selalu melekat hak orang miskin seperti Az Zariat: 19.
”Dalam melakukan usaha pedomannya pada dua ayat tadi. Spritualitas ini menjadi kekuatan Muhammadiyah dalam segala dimensi. Bukan eksklusif dan terasing,” tegasnya.
Menurutnya, spirit socio entreprenership sudah dijalankan melalui Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM), sehingga Muhammadiyah harus memberikan peluang dan menyediakan supporting system pada jamaah Muhammadiyah yang ingin menjadi pengusaha, baik usaha skala kecil dan menengah.
”Peran UMKM sangat strategis untuk mendorong lahirnya entrepreuner baru dalam menjalankan visi kekhalifahan di muka bumi untuk kemaslahatan.
UMKM juga berfungsi mengurangi ketimpangan sosial sesuai yang termatub dalam surat al-Maun. ”Percuma ibadah, jika membiarkan orang sekitarnya kelaparan,” katanya.
Artinya, Persyarikatan Muhammadiyah yang telah melahirkan banyak AUM, juga perlu melahirkan usaha yang berorientasi murni untuk mencari keuntungan, seperti UMKM meski benefit itu selanjutnya dimanfaatkan untuk kemajuan masyarakat.
“LP UMKM bisa membangun jaringan dan ekosistem. Model ini harus kita eksperimentasi sehingga Muhammadiyah bisa melahirkan dua jenis ekonomi baru yakni AUM dan UMKM, baik yang lahir dari persyarikatan ataupun dari jam’iyahnya, yang sebelumnya berprofesi pegawai hijrah jadi entrepreneur atau pengusaha,” cetusnya.
Socio entrepreneurship dalam Muhammadiyah ke depan harus berbasis teknologi seperti marketplace, sehingga ke depannya spririt digitalisasinya perlu dikembangkan.
Kepada peserta Rakorwil LP UMKM, Nazar memberikan nasihat betapa di bisnis itu usaha keras saja belum cukup, harus ditambah niat baik yang perlu kita cek terus. Bisnis harus diikuti spiritualitas yang tinggi dan melakukan koreksi terus menerus.
“Bisnis perlu kerja keras dan managemen yang baik, bukan ketatnya cara mengurusnya namun juga spiritualitasnya harus baik. Inilah spirit Muhammadiyah sebagai socio entrepreneur religius,” pesannya.
Nazar memberi contoh keberhasilan UMM yang telah membangun ekosistem, ada kampus, sektor bisnis dan aksi-aksi kemanusiaan cerminan socio entrepreneur relegius.
Kita bercita-cita UMKM Muhammadiyah mampu menjadi socio entrepreneur dan brand vehicles (kendaraan brand) menjadi markerplace yang besar untuk kemajuan jamiyahnya dan perserikatan,” ujarnya.
Muhammadiyah menjadi brand vehicle atau kendaraan brand merupakan gagasan Prof Djoko Sigit Sayogo, guru besar bidang ilmu manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Dalam orasi ilmiahnya saat pengukuhan guru besar, Prof Sigit membahas peran teknologi untuk membantu memberikan informasi bidang ekonomi khususnya hubungan kepercayaan antara penjual dan pembeli.
Penulis Muhammad Syaifudin Zuhri Editor Sugeng Purwanto