PWMU.CO – Pemimpin ideal dalam perspektif Quran dibahas pada Pengajian Ahad Pagi yang diselenggarakan oleh Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kalidawir Tulungagung, Jawa Timur, Ahad (12/11/2023).
Kegiatan Pengajian Ahad Pagi; Ayo Ngaji Edisi Ke-8 ini dilaksanakan di Masjid Al-Ikhlas Desa Jabon Kecamatan Kalidawir. Mengangkat tema _Pemimpin yang Ideal dalam Perspektif Quran. Hadir sebagai narasumber, Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Tulungagung, Ustadz Nuraini Saichu SAg MPdI.
Di awal kajian, Nuraini menyampaikan tentang pentingnya Muhammadiyah menggelorakan semangat politik kebangsaan. “Muhammadiyah wajib menyampaikan kepada warga persyarikatan tentang politik kebangsaan,” tandasnya.
Dia menuturkan, apabila kita melihat kenyataan di tengah masyarakat masih banyak praktik NPWP (Nomor Piro Wani Piro), yakni adanya calon yang memberi uang dan calon tersebut yang dipilih, sudah semestinya warga Muhammadiyah harus menjauhi praktik tersebut.
Setelah itu, dia menyampaikan tema pemimpin ideal dalam perspektif quran, yang pertama ialah Nabi Muhammad SAW.
“Di masa awal dakwah, beliau hanya diikuti oleh beberapa orang. Lalu 14 abad kemudian pengikut Rasulullah SAW 1,9 miliar. Tak heran apabila Rasulullah menjadi pemimpin yang dikagumi tidak hanya oleh umat muslim, tapi juga oleh non muslim,” ucap Nurani.
KH Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah
Lalu, pemimpin ideal berikutnya ialah KH Ahmad Dahlan. Menurutnya, siapa sangka pada awalnya Kiai Dahlan memperjuangkan orang sekitar kampung Kauman saja, namun sekarang Muhammadiyah sudah besar dengan anggota dan amal usaha yang begitu banyak.
“Mulai dari Sekolah, Rumah Sakit, panti asuhan hingga hotel berbintang, Muhammadiyah punya. Keberhasilan tersebut tidak lain karena beliau menerapkan model kepemimpinan seperti al-Quran,” jelasnya.
Dia juga mengatakan, ada empat syarat pemimpin ideal. Pertama, pemimpin adalah kedudukan yang terhikmat dan tidak boleh seorang pemimpin memiliki cacat moral, serta pemimpin harus bersih perilakunya.
“Kedua, pemimpin harus jujur, dapat dipercaya dan takut pada Allah. kalau pemimpin tidak jujur maka kebijakannya tidak menguntungkan rakyat,” paparnya.
Ketiga, seorang pemimpin harus bisa menjaga aset dan kekayaan negara, segala aset dan kekayaan negara harus memberi manfaat kepada rakyat.
“Syarat menjadi pemimpin yang keempat adalah harus cerdas dan pintar. Ibarat seorang imam sholat, maka ia harus paham rukun sholat, bukan pemimpin boneka, yang dia sebetulnya dipimpin oleh yang dipimpin,” katanya.
Di akhir kajian, Nuraini berharap, mudah-mudahan dalam pemilu 2024 nanti kita mendapatkan pemimpin yang amanah, calon wakil rakyat yang amanah, dan mendapat Presiden yang bisa mensejahterakan rakyat. (*)
Penulis Abdizizan Trisma Pratama Editor Nely Izzatul