PWMU.CO – Polo pendem disuguhkan Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 1 Menganti dalam Semarak Milad Ke-111 Muhammadiyah, Sabtu (18/11/2023). Kegiatan tersebut juga untuk memperingati Hari Anak Sedunia.
Uniknya, ada jajanan tradisional dalam kegiatan ini. Jajanan tersebut adalah makanan rebusan yang biasa disebut pala pendem seperti ubi, singkong, jagung, mbote, tales, kacang, uwi, kentang, dan pisang. Ada juga jajan pasar seperti kue lumpur, nagasari, kucur, dan lemper.
Koordiantor Konsumsi Fitriah Abidin SPdI mengatakan, pala pendem dipilih sebagai kudapan dalam acara semarak milad dan hari anak sedunia adalah untuk memperkenalkan macam-macam makanan tradisional yang ada di Indonesia kepada generasi Z.
“Anak-anak zaman sekarang perlu tahu kalau makanan tradisional Indonesia ini juga nggak kalah enak dengan jajanan kekinian,” terangnya.
Dia menambahkan, hal ini juga sesuai dengan tema Milad Ke-111 Muhammadiyah yakni “Ikhtiar Menyelamatkan Semesta”. Dalam perayaan di Sekolah Kreatif Menganti ini, kata Fitriah, semesta yang dimaksud adalah jajanan tradisional itu sendiri.
“Kami ingin menjaga makanan ini agar tetap eksis di masyatakat, makanya anak-anak kami ajak makan jajanan ini bersama,” imbuhnya.
Terdapat 20 nampan berisi berbagai makanan tradisional yang telah ditata rapih di atas meja di halaman sekolah.
Seusai pawai, para siswa dan orang tua bebas mengambil dan mencicipi jajanan tradisional yang mereka mau.
Pala pendem sendiri memiliki arti meskipun mereka ditanam di dalam tanah tetapi hasil yang dituai adalah hasil yang kuat.
Bagi para siswa, mengonsumsi jajanan tradisional atau pala pendem adalah hal yang unik. Salah satunya Zheevala Hasnaa Haaniyah yang melihat melihat banyak makanan unik yang jarang dia temui dalam kesehariannya.
“Ternyata jajanan pala pendem itu enak ya, aku yang paling suka adalah jagung. Jagung rebusnya manis dan empuk,” kata siswi kelas IV Buya Hamka itu.
Bahkan salah satu orang tua Susilowati yang mendampingi anaknya saat kegiatan berlangsung pun turut memberikan kesannya.
“Kegiatan ini sangat menyenangkan karena seluruh siswa dapat diperkenalkan dengan jajanan tradisional khas Indonesia agar mereka bisa memiliki jiwa untuk terus melestarikan keberagaman jajanan tradisional yang legendaris,” kata ibunda dari Naila Nur Asyifa Kelas III Venus. (*)
Penulis Merriana Wijayanti Editor Mohammad Nurfatoni