Niat Ibadah
Gus Imin juga mengatakan, tanggung jawab menjaga sumber daya alam dan kekayaan, sesuai dengan perintah agama, tercakup dalam hifdz mal, hifdz nafs, dan hifz Nasl. Dia juga menekankan peran hifdzul aql, di mana lembaga pendidikan berperan menjalankan aturan dan kebijakan negara untuk menjaga kualitas manusia dan aspek kemanusiaan. “Kewajiban utama negara mencerdaskan kehidupan bangsa,” imbuhnya.
“Dari situlah termasuk perintah agama yang pokok, dengan spirit keagamaan seluruh maqashid syariah itu, otomatis kami berdua di dalam visi dan misi terutama secara eksplisit maupun implisit semuanya kita niatkan dalam konteks ibadah, untuk mengembangkan warisan agama Islam yang kuat dan kokoh di bumi nusantara kita tercinta,” ucap almunus Universitas Gadjah Mada tahun 1991 itu.
Gus Imin menyampaikan, pada hakikatnya, pemerintah atau negara tidak mampu mempertahankan dan menangani tantangan yang dihadapi oleh bangsanya. Bahkan situasi saat ini di mana masalah pokok sangat nyata di depan mata.
Solusi Gangguan Mental
“Problem baru muncul di tengah masyarakat. Hari ini, selain penyakit maag, flu, dan sakit kepala, ada yang namanya gangguan mental yang merata di seluruh bangsa kita. Ini akibat tekanan ekonomi dan suasana sosial-budaya yang terus mengalami perubahan cepat tanpa diantisipasi dengan baik,” imbuhnya.
Gus imin menyatakan, satu-satunya solusi untuk mengatasi masalah-masalah gangguan mental, selain kemampuan negara menjaga agar warganya benar-benar terhindar dari masalah itu, juga perlu menyoroti visi dan misi yang tadi Anies sampaikan. “Apa yang disampaikan oleh Mas Anies tadi, adalah semua upaya negara di dalam mengatasi munculnya gangguan mental pada masyarakat,” ucapnya.
Menjelang akhir pemaparannya, Muhaimin menngatakan, agama perlu dikembangkan agar semua masalah gangguan mental, yang merupakan penyakit baru bangsa Indonesia, dapat segera diatasi oleh para tokoh agama, pemimpin agama, ulama, kiai, dan semua kelompok agama di tanah air.
“Dengan visi itu saya yakin dan optimis insyaallah, apa yang disebut izzul Islam wal muslimin baldatun thayyibatun warabbun ghafur, bukan sekadar slogan tetapi betul-betul agama menjadi berperan secara langsung, secara transformatif, maupun pembentukan mental dan karakter bangsa, menciptakan Indonesia yang beragama, berkeadilan, cerdas, dan sejahtera untuk semua,” tandasnya. (*)
Penulis Fatma Melani Putri dan Ario Khairul Habib Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni