PWMU.CO – Capres-Cawapres Jangan Bikin Janji-Janji yang ‘La Yukallifullahu Nafsan illa Wusaha’ disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Dr KH Haedar Nashir MSi dalam Dialog Terbuka Muhammadiyah bersama Calon Pemimpin Bangsa.
Acara dilaksanakan oleh PP Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Kamis (23/11/2023). Dialog untuk Capres-Cawapres Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD ini juga disiarkan langsung oleh TvMu Channel.
Di awal Haidar Nashir mengatakan dialog publik yang digelar PPMuhammadiyah adalah wahana untuk membuka ruang diskusi, ruang dialog, dan ruang pemahaman di lembaga Muhammadiyah bagi seluruh masyarakat.
“Agar mereka menjadi warga bangsa yang memilih dengan cerdas, bertanggung jawab, dan tentu dengan moralitas luhur. Agar tidak asal memilih dan tidak salah pilih,” tandasnya.
Selanjutnya, kata Haedar, Muhammadiyah juga mengharapkan bahwa dialog ini akan menjadi ruang diskusi dan silaturahmi antar atau dari pasangan calon presiden dan wakil presiden dengan kita yang hadir maupun masyarakat luas yang mengikuti acara ini.
“Agar kita betul-betul memahami peta kehidupan kebangsaan hari ini dan ke depan. Sehingga kita makin tahu apa yang akan dibawa oleh para capres dan cawapres untuk memimpin Indonesia ke depan,” katanya.
Karena itu dia berharap agar majelis ini menjadi majelis yang terhormat dan tidak ada suara-suara yang menggambarkan ini kampanye maupun suara-suara jalanan. “Karena itu kami selenggarakan di kampus sebagai representasi dari insan-insan cendekia yang hadir di majelis ini,” jelasnya.
Sosok Lekat
Haedar menuturkan, bagi Muhammadiyah, Ganjar dan Mahfud merupakan sosok yang sudah sangat lekat, karena banyak bersilaturahmi, berkomunikasi dan berinteraksi selama ini.
“Tiga tahun jelang Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah di Surakarta, Pak Ganjar sering terus bersama kami untuk kesuksesan muktamar. Di samping kami selama ini juga banyak berkomunikasi untuk kepentingan legislasi ketika beliau menjadi anggota dewan,” ucapnya.
Sementara itu, menurutnya, Mahfud MD merupakan tokoh yang sejak di Yogya dia juga sudah banyak berinteraksi. “Dan ketika beliau mendapatkan amanah di Pemerintahan, beliau adalah satu di antara menteri yang ketika ada hal-hal penting dan genting yang memerlukan komunikasi, beliaulah sosok yang sering berkomunikasi dengan kami,” katanya.
Haedar pun mengucapkan terima kasih atas kehadiran ketua tokoh ini. Dia juga mempersilahkan mereka untuk berbagi penyampaian visi misi dan perspektif tentang Indonesia ke depan.
“Muhammadiyah memandang perlu untuk diskusi publik tentang masa depan Indonesia. Kami menyadari dan kami memahami Indonesia adalah negara besar, yang fondasi keindonesiaannya sangat kokoh. Kita sudah memilih menjadi negara kesatuan yang berkedaulatan rakyat, dengan prinsip-prinsip demokrasi, dalam sila keempat yakni kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,” katanya.
Menurutnya, Indonesia juga sudah diperjuangkan oleh para pendiri, mujahid, dan pejuang bangsa dengan darah dan segenap perjuangan. Maka menjadi kewajiban kita semua untuk merawat, menjaga dan memajukan Indonesia ini sesuai dengan kehendak dari konstitusi dan cita-cita para pendiri bangsa.
“Menjadi negara yang benar-benar merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur yang dalam referensi Muhammadiyah adalah negara yang berkemajuan,” tandasnya.
Baca sambungan di halaman 2: Memotret Indonesia