DPR yang Aspiratif
Sementara itu Mahfud MD menambahkan, jika kualitas demokrasi menurun, menghadapi kesulitan adalah hal yang pasti. Ia menghargai usulan seperti yang disampaikan oleh Prof Ma’mun Murod terkait undang-undang partai politik yang sudah kami terima.
“Misalnya threshold dikurangi, partai politik supaya dibatasi, tidak boleh conflict of interest itu iya bagus, ada di naskah akademik kami, pemerintah,” terangnya.
Namun, imbuh Mahfud, saat usulan tersebut dibawa ke DPR, tidak mendapat persetujuan. Padahal, perubahan tersebut memerlukan persetujuan DPR.
Ia menekankan penting untuk memilih anggota DPR yang bersifat aspiratif terhadap gagasan-gagasan seperti ini. Sayangnya, seringkali gagasan-gagasan tersebut tidak diperhatikan di DPR, terutama dalam hal penataan politik.
“Hanya diskusi-diskusi di kampus, di koran, masuk ke DPR, DPR-nya bilang ‘Ini kan keputusan di tangan kami, kamu kan hanya akademik, akademik itu hanya di kampus, kami ingin ini ya ini,’ ga boleh berubah undang-undangnya, sampai sekarang,” jelas Mahfud.
Maka dari itu, imbuhnya, tantangan yang harus kita hadapi ke depan adalah bagaimana masyarakat sipil dan dunia pendidikan bersatu untuk mendorong agenda-agenda seperti ini.
Proses Politik Panjang
Ganjar Pranowo menggarisbawahi dalam proses demokratisasi, pendidikan politik menjadi kunci. Ia menegaskan politik adalah bagian dari kehidupan sehari-hari, termasuk dalam keputusan-keputusan penting yang mempengaruhi masyarakat.
“P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) saja urusan politik, cuti hamil urusan politik, betul gak? Penurunan kemiskinan tadi urusan politik, undang-undang kesehatan urusan politik, semua kehidupan urusannya politik. Maka kalau anda tidak mau terlibat, kita akan tertinggal,” tandasnya.
Ia mengatakan pendidikan politik yang mencerahkan dapat membantu masyarakat memahami mengapa keputusan-keputusan politik dibuat, mengapa afirmasi, subsidi, beasiswa, atau bahkan fenomena oligarki ada.
Ganjar juga mengajak anak muda untuk terlibat dalam proses politik yang panjang, mencontohkan bahwa pemimpin besar seperti Xi Jinping (Presiden Republik Rakyat Tiongkok) dan Obama (Presiden Amerika ke-44) juga telah terlibat dalam partai politik sejak usia muda mereka.
“Ada tahapan-tahapan yang mesti dilakukan dan saya ajak anak-anak muda jangan risih, karena politik itu urusan kehidupan,” terang mantan Gubernur Jawa Tengah itu.
Ganjar juga menyampaikan terima kasih kepada anggota Muhammadiyah yang terlibat dalam partai politik dan menekankan bahwa terlibat dalam politik adalah bagian penting dari proses demokratisasi.
“Jadi artinya Anda punya hak, tapi ketika orang mau berproses sampai pula demokrasi nanti bisa terbentuk, maka demokratisasi mesti dilakukan,” jelasnya. (*)
Penulis Muchammad Jiddan Azhar Editor Mohammad Nurfatoni