Stunting Dampak Kemiskinan
Prabowo menanggapi dengan menyatakan bahwa stunting merupakan dampak dari kemiskinan. Dia menekankan pentingnya memberikan intervensi gizi langsung kepada anak-anak yang membutuhkan.
Ia menyatakan meskipun idealnya anak-anak menerima tiga kali makan, dari pengalaman negara lain, memberikan satu kali makan pun dapat mengurangi kesulitan hingga sepertiga.
“Tetapi kalau nanti kita hitung dengan bener, kalau yang satu kali makan komponen proteinnya cukup, itu akan sangat membantu,” jelas Menteri Pertahanan itu.
Prabowo juga menggarisbawahi pentingnya pemerataan sosial melalui program makan siang di sekolah sebagai cara untuk mengatasi masalah kurang gizi dan mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) di masa depan. Ia menyebutkan saat ini banyak rakyat Indonesia yang tidak sekolah, dengan persentase yang mencapai 39 persen pada tahun 2023.
Menurut Prabowo, memberi telur atau susu secara teratur kepada anak-anak sekolah dapat meningkatkan nilai akademis mereka. Ia menyampaikan optimisme bahwa dengan intervensi langsung, angka stunting dapat turun di bawah 10 persen, bahkan mendekati 0 persen, dalam beberapa tahun ke depan jika diberi mandat sebagai presiden.
“Jadi itu jawaban saya, idealnya bisa tiga kali makan, tapi kalau gak, ya minimal satu kali, yang sekarang nol, tidak dibantu sama sekali,” tegasnya.
Prabowo juga menyoroti pentingnya menutup kesenjangan dengan mendorong pemerintah untuk bekerja bersih, memastikan pajak yang adil bagi semua orang, gaji yang adil, dan manfaat yang merata untuk bangsa dan negara.
Dengan komitmen untuk memberikan intervensi gizi langsung kepada anak-anak, Prabowo berharap dapat mengurangi angka stunting secara signifikan dan memperbaiki kesejahteraan rakyat Indonesia jika terpilih menjadi presiden. (*)
Penulis Muchammad Jiddan Azhar Editor Mohammad Nurfatoni