PWMU.CO – Musyawarah Daerah (Musyda) IV Ikatan Guru Aisyiyah Bustanul Athfal (IGABA) Kabupaten Gresik digelar di Hall Sang Pencerah Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG). Temanya: Sinergitas IGABA dengan Majelis dan Lembaga sebagai Organisasi Berkemajuan di Era Industri 4.0.
Ketua Majelis PAUD Dasmen Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Gresik, Musyrifah SAg dalam sambutannya mengutip surat an-Nahl ayat 97, untuk mengajak peserta Musyda agara bersama-sama mengerjakan kebajikan. “Berburu pahala dan kehidupan yang lebih baik dari apa yang sudah kita kerjakan. Jangan ragu berbuat kebajikan,” katanya.
Nominasi Seleksi Basional GTK Madrasah Inspiratif dengan portofolio berjudul Langkah Kecil Menuju Langit ini menyampaikan, salah satu bentuk kebajikan yang bisa dilakukan adalah membentuk sinergitas atau interaksi antarbagian dan antarlembaga dalam organisasi.
“Kita perlu bersinergi agar kita dapat mencapai tujuan kita dengan cara yang lebih baik,” kata guru MI Muhammadiyah Karangrejo, Manyar, Gresik, ini.
Lebih lanjut Musyrifah menyampaikan, “Untuk membentuk sinergi yang baik perlu komponen yang sangat penting yaitu komunikasi. Komunikasi antara pimpinan dengan anggota, kepala sekolah dengan guru, juga komunikasi sesama anggota organisasi.”
Menurutnya, yang perlu diperhatikan dalam komunikasi adalah komunikator yaitu orang yang menyampaikan; komunikan sebagai penerima pesan; media yang digunakan, pesan yang disampaikan, dan tanggapan yang diberikan.
“Komunikasi dilakukan secara efektif dan efisien. Jika komunikasi sudah baik, maka sinergi yang akan kita bangun segera bisa dilakukan,” tegas Musyrifah.
Dia lalu menyingung Risalah Perempuan Berkemajuan yang di dalamnya ada unsur beriman dan takwa, taat beribadah, akhlak karimah, berpikir tajdid, berpikir wasathiah, beramaliah shalihah, dan bersikap inklusif. “Kita adalah perempuan berkemajuan, keluar rumah atas izin suami dan keluarga untuk berbuat baik, menebar manfaat, dan saling menolong,” ujarnya.
Menurutnya, hal ini sesuai dengan al-Maidah ayat 2, “Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.”
Guru yang sudah menerbitkan 35 buku antologi ini berpesan, “Kita kaum perempuan adalah pejuang Persyarikatan, pejuang perempuan, pejuang amal saleh. Kita harus berpegang teguh pada risalah perempuan berkemajuan agar langkah kita tidak ke mana-mana,” tuturnya. (*)
Penulis Rahma Yulia Isnaini Editor Mohammad Nurfatoni