PWMU.CO – Upaya Meningkatkan Keimanan dan Ketaqwaan tema khutbah Jumat di Masjid Ammar Bin Yasir SMP Muhammadiyah 9 (Spemsix) Gresik Jawa Timur, Jumat (24/11/2023).
Dalam khutbahnya, siswa MA Muhammadiyah 1 (Mamsa) Sidayu Gresik Jawa Timur Ahmad Farros Hidayatullah mengatakan agar terus berusaha dan berupaya dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, karena hanya dengan modal takwa, kita semua bisa menjadi hamba yang selamat di dunia dengan karunia-Nya, dan selamat di akhirat dengan rahmat-Nya.
Salah satu upaya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan adalah dengan cara terus istiqamah dan konsisten dalam melakukan kebaikan. Seorang hamba yang bisa menjaga keistiqamahan dan konsistensi dalam kebaikan, akan mendapatkan balasan yang sangat istimewa dari Allah SWT, yaitu surga yang dipenuhi dengan kenikmatan di dalamnya.
Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an, Allah berfirman, artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.” (Surat Fushshilat ayat 30).
Beristiqomah dalam Beribadah
Ahmad Farros menegaskan, tumbuhkan upaya dan semangat untuk bisa istiqamah dalam melakukan kebaikan, istiqamah dalam ibadah dan ketaatan.
Allah akan menyuruh para malaikat untuk mendatangi orang-orang yang beriman dan istiqamah dalam pendiriannya, untuk menyampaikan kabar gembira, memberikan segala manfaat, melindunginya dari semua bahaya, dan menghilangkan duka cita yang mungkin akan ada padanya dalam semua urusan dunia dan akhiratnya.
Dengan istiqamah juga, kita semua akan menjadi manusia yang tenang, lapang, tentram, dan tidak ada kekhawatiran dalam dirinya, karena sudah mendapatkan jaminan dari Allah melalui para malaikat-Nya.
Ibadah yang paling disenangi oleh Allah tidak dinilai dari jumlahnya, ibadah yang banyak tapi tidak istiqamah belum tentu disenangi oleh-Nya, namun ibadah sedikit yang bisa dilakukan dengan istiqamah sudah pasti sangat disenangi oleh-Nya.
Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah saw menyampaikan, artinya, “Sungguh, ibadah yang paling dicintai oleh Allah adalah ibadah yang paling konsisten sekalipun sedikit.” (HR Muslim)
Berdasarkan hadits tersebut, Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin mengatakan bukan termasuk kebaikan jika suatu perbuatan tidak bisa dilakukan dengan istiqamah dan terus menerus.
“Suatu ibadah bisa dinilai baik jika pelakunya sudah bisa mengerjakan dengan penuh konsisten. Jika tidak, maka sama halnya ibadah itu tidak memiliki nilai apa-apa, bahkan iman seseorang belum sepenuhnya dikatakan sempurna sebelum ia bisa menjadi hamba yang istiqamah,” ucapnya
Berusaha untuk menjadi hamba yang istiqamah sama halnya dengan berusaha untuk menunaikan salah satu perintah Allah dan perintah Rasulullah. Dia menambahkan, betapa banyak ayat al-Quran dan hadits-hadits nabi yang menyuruh kita semua untuk terus menjadi hamba yang istiqamah dalam melaksanakan kebaikan.
Salah satunya, sebagaimana ditegaskan oleh Allah dalam al-Quran, Dia berfirman, artinya Dan tetaplah (istiqamah beriman dan berdakwah) sebagaimana diperintahkan kepadamu (Muhammad) dan janganlah mengikuti keinginan mereka dan katakanlah, ‘Aku beriman kepada Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan agar berlaku adil di antara kamu. (Surat asy-Syura ayat 15).
Demikian pentingnya menjaga istiqamah dalam ibadah dan melakukan kebaikan. Orang-orang yang bisa istiqamah akan mendapatkan balasan yang sangat istimewa dari Allah berupa jaminan surga dan dilindungi oleh para malaikat, baik perihal urusan dunianya maupun akhiratnya.
“Harapannya bagi orang yang istiqamah sama halnya dengan orang yang berjalan untuk menyempurnakan imannya, karena kesempurnaan iman bisa diraih dengan cara istiqamah,” katanya.
Marilah, ajaknya, kita berusaha untuk bisa menjadi hamba yang istiqamah dalam melakukan kebaikan dan ketaatan. Semoga bisa membawa manfaat dan keberkahan bagi kita. (*)
Penulis Chilmiyati. Editor Ichwan Arif.