PWMU.CO – Siswa SD Muhammadiyah 1 Nganjuk memborong tiga piala di lomba Pildacil peringatan Hari Santri Nasional, Rabu (23/11/2023). Ialah Ahmad Zafran Rais Al Alawi, siswa kelas II, yang sukses menjuarai tiga lomba yang berbeda.
Pertama, juara II lomba Pemilihan Dai Cilik (Pildacil) Peringatan Hari Santri Nasional. Pimpinan Cabang Nahdhatul Ulama (PCNU) Kabupaten Nganjuk menyelenggarakannya di SD Khadijah Ploso.
Kedua, juara II lomba Pildacil yang digelar Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Nganjuk. Ketiga, Harapan I lomba Pildacil di ajang Kreasi Anak Sholeh yang digelar Yayasan Islam Baitul Izzah.
Usai menerima Piala ketiga dari Ketua MUI Kabupaten Nganjuk KH Ali Mustofa di Masjid Agung Baitussalam, Zafran menyatakan perasaannya. “Senang, makin semangat ikut lomba bisa dapat piala,” ujarnya.
Di antara ketiga lomba yang dia ikuti, lomba kedua oleh Baznas menurutnya paling mengesankan. Sebab, ia harus berlomba dengan ratusan peserta lainnya di babak penyisihan. Yakni melalui kiriman video dengan kostum khusus dan mengambil background persawahan. Selain itu, memerlukan persiapan khusus.
“Pildacil Baznas lebih seru! Pesertanya banyak. Pakai kostum Jawa dan blangkonan,” kata Zafran.
Lebih lanjut, kata anak yang suka es krim dan nasi goreng itu, ajang yang digelar Baznas menurutnya menantang karena ia peserta paling kecil dan mengenakan kostum paling unik. “Sempat ndredek tapi tetep semangat. Kata Ayah, yang penting tampil baik dan berani. Hasilnya itu tidak usah dipikir,” kenangnya.
Hasil Proses Panjang
Menurut Ibunda Murni Setiawati SPd, bakat anak kedua ini memang telah diasah sejak dini oleh sang ayah sehingga raihan ini merupakan hasil dari proses panjang sejak Zafran duduk di bangku PAUD.
“Sejak di bangku PAUD sudah didrill dan diikutkan berbagai lomba. Piala pertama didapat setelah 7 kali tampil tanpa hasil. Itupun baru juara harapan 2,” urai Anggota Majelis Kader PD Aisyiyah Nganjuk itu.
Sekretaris Nasiatul Aisyiyah Nganjuk periode 2010-2015 itu menambhakan, capaian prestasi ini hanya menjadi pemicu agar anak semangat dan percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki.
“Yang penting kan bukan juaranya, tapi memotivasi anak agar berani tampil menyampaikan dakwah di depan umum itu yang lebih diutamakan,” pungkas istri M. Roissudin MPd, Anggota Majelis Tabligh PWM Jawa Timur. (*)
Penulis M. Roissudin Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni