Beratnya Menjadi Pemimpin karena Harus Berakhlak Baik

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr dr Sukadiono MM di acara Tabligh Akbar dan Wisuda Tahfidh Angkatan VI, di Halaman Timur Jl Gede 1/4 Pare, Kediri, Jawa Timur, Sabtu (25/11/2023). (Dahlansae/PWMU.CO)

PWMU.CO – Beratnya menjadi pemimpin mengemuka dalam Tabligh Akbar dan Wisuda Tahfidh Angkatan VI yang diselenggarakan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dan MIM 1 Pare, di Halaman Timur Jl Gede 1/4 Pare, Kediri, Jawa Timur, Sabtu (25/11/2023).

Acara yang juga untuk menyemarakkan Milad Ke-111 Muhammadiyah ini menghadirkan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr dr Sukadiono MM.

Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya tersebut menyinggung beratnya menjadi pemimpin. Apalagi menjadi calon presiden atau wakil presiden. 

“Rasulullah Muhammad SAW itu ketika disiapkan oleh Allah untuk menjadi seorang pemimpin, maka sudah disiapkan akhlaknya,” katanya.

“Artinya apa? Pemimpin itu akhlaknya betul-betul harus disiapkan,” tambahnya. 

Suko, sapaannya, lalu mennghubungkan dengan tiga calon presiden dan calon wakil presiden. “Itu Bapak-Ibu akan tahu siapa yang akhlaknya paling baik,” katanya.

Tapi dia manyatakan tidak berhak mengarahkan, yang bisa dia lakukan hanya memberikan gambaran. Suko mengaku khawatir jika dia dipersepsikan mendukung salah satu capres tertentu setelah kampusnya dipakai sebagai tempat Dialog Publik Muhammadiyah bersama Capres dan Cawapres, Jumat (24/11/2023) lalu. 

Selain UM Surabaya, kampus lain yang menjadi tuan rumah dialog adalah Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Universitas Muhammadiyah Jakarta. 

“Bukan berarti yang ketempatan itu, ada korelasi dengan paslon yang datang ke tempattersebut. Ini yang salah dipersepsikan orang, Lo berarti Pak Suko itu pendukung paslon nomor itu, karena dialognya ditaruh di UM Surabaya?” ungkapnya. 

Menurut Suko itu tidak ada hubungannya. “Kita ini ketempatan karena ditunjuk oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sekali lagi bukan karena kita ini meminta, karena kita bagian dari tim sukses pasangan calon itu, bukan,” jelasnya. 

Baca sambungan di halaman 2: Rasulullah Uswatun Hasanah

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr dr Sukadiono MM Bersama Anggota PCM Pare di acara Tabligh Akbar dan Wisuda Tahfidh Angkatan VI, di Halaman Timur Jl Gede 1/4 Pare, Kediri, Jawa Timur, Sabtu (25/11/2023). Beratnya menjadi pemimpin (Dahlansae/PWMU.CO)

Rasulullah Uswatun Hasanah

Suko menjelaskan dalam diri Rasulullah SAW ada uswah (teladan) sambil mengutip al-Ahzab 21: “Sungguh pada (diri) Rasulullah itu terdapat suri tauladan yang baik bagimu (yaitu), bagi orang yang mengharap (Rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”

Dia menegaskan uswatun hasanah adalah contoh yang baik. “Maka kalau kita ingin menjadi orang yang baik, contohlah Nabi. Nabi itu sudah disiapkan sebagai mana dikatakan dalam al-Qalam 4: “Dan sungguh engkau (Muhammad) benar benar berbudi pekerti luhur.”

Dengan budi pekerti yang paling baik, lanjutnya, maka Rasulullah memimpin dunia seperti penjelasan Nabi Muhammad SAW dalam  hadits Riwayat Al Baihaqi: “Sesungguhnya aku diutus oleh Allah itu untuk menyempurnakan akhlak manusia.

Sehingga apa ya akhlak nabi itu betul betul di jaga oleh Allah SWT. Maka di sinilah Rasulullah menjadi uswah, begitu juga dengan kita, kalau kita ingin menjadi pemimpin yang dipercaya oleh rakyat, maka kita harus menjadi uswah hasanah. Kalau pemimpin akhlaknya tidak baik, maka jangan berharap trust atau kepercayaan dari rakyat akan tinggi. (*)  

Penulsi Dahlansae Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version