Muhammadiyah Bermanfaat bagi Semesta
Abdul Mu’ti berpesan kepada Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik khususnya PCM Benjeng dan sekolah Muhammadiyah di Gresik kalau mengadakan studi banding jangan ke Yogya, jangan pula ke Jakarta tapi ke Australia.
“Karena di sana bisa melihat kebunnya Muhammadiyah seluas 10 hektar di Melbourne utara. Di sana Muhammadiyah memiliki kebun seperti di surga di tanah bekas peternakan sapi yang dibeli oleh Muhammadiyah,” ujarnya
Dia juga berpesan kepada Ibu-ibu Aisyiyah yang ingin studi banding TK bisa ke Malaysia atau Mesir. “Di markas dakwah di Mesir yang menempati satu lantai di gedung berlantai 17 milik Muhammadiyah ada hotel, meeting room, dan TK yang sudah meluluskan tidak hanya warga negara Indonesia, namun juga di luar warga negara Indonesia,” jelasnya.
Tidak hanya itu, menurut Abdul Mu’ti, Tapak Suci menjadi bela diri yang sangat populer di Eropa, Timur Tengah, dan Syiria. Delegasi khusus utusan Raja Belanda pernah menceritakan kepada Abdul Mu’ti bahwa Tapak Suci ada di Belanda dan di Jerman. Hal ini merupakan tanda bahwa Muhammadiyah menjadi organisasi tingkat dunia.
Semua ini, menurutnya, adalah contoh dan bukti bahwa Muhammadiyah merupakan gerakan internasional. “Oleh karena itu jika kami mengangkat tema dalam muktamar Memajukan Indonesia Mencerahkan Semesta, bukan merupakan hal yang bombastis tapi tema yang realistis karena faktanya Muhammadiyah merupakan organisasi yang sudah tersebar di 30 negara,” tagasnya.
“Muhammadiyah tidak hanya hadir sebagai organisasi namun juga sebagai rahmat bagi semesta. Muhammadiyah merupakan organisasi yang paling masyhur di Palestina. Sampai saat ini Muhammadiyah sudah menyumbang sebesar Rp 40 miliar untuk saudara-saudara kita yang ada di Palestina,” tuturnya.
“Bukan hanya itu, Muhammadiyah juga memberikan sumbangan berupa pakaian dan Rendangmu untuk orang-orang Palestina dan masih banyak lagi yang kita berikan untuk Palestina. Muhammadiyah memiliki sekolah di Beirut dari warga Muhammadiyah yang diperuntukkan bagi warga Palestina,” ungkapnya.
Abdu Mu’ti menambahkan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) sudah memiliki kualifikasi WHO. Sehingga jika ada bencana di berbagai belahan di dunia MDMC bisa mengirimkan relawan. “Maka relawan tersebut adalah bagian dari WHO,” ujarnya menerangkan fakta bahwa Muhammadiyah hadir untuk memberikan manfaat dan maslahat bagi semesta. (*)
Penulis Nadhirotul Mawaddah Editor Mohammad Nurfatoni